Monday, 20 January 2014

Jack Ryan (Shadow Recruit)



Jack Ryan (Shadow Recruit)
-----------------------------------

Nama Jack Ryan sebenarnya tak asing bagi penggemar novel yang bertema spionase. Jack Ryan (Shadow Recruit) merupakan film kelima dari serial novel Jack Ryan buah karya Thomas Leo Clancy JR. Novel yang sudah difilmkan adalah The Hunt for Red October pada tahun 1990 dengan aktor Alec Baldwin,  Tahun 1992 menyusul Patriot Games dengan aktor Harrison Ford. Tahun 1994 dilanjutkan dengan Clear and Present Danger dengan aktor Harrison Ford juga. Kemudian pada tahun 2002 dibuat film The Sum of All Fears dengan aktor Ben Affleck.

Setelah dua belas tahun kemudian barulah dibuat film kelima ini dengan bintangnya adalah Chris Pine. Namun demikian, film kelima ini tidak diadaptasi dari novelnya karena tidak ada novelnya yang berjudul sama atau yang memiliki cerita sama, melainkan hanya berdasarkan karakter tokohnya saja. Sayangnya sebelum rilis film ini, sang pengarang novelnya meninggal dunia pada 1 October 2013.

Film ini berkisah mengenai awal mula Jack Ryan (Chris Pine) direkrut oleh Harper (Kevin Costner) untuk menjadi agen rahasia CIA (Central Intelligence Agency). Ia menjadi seorang marinir dan saat menjalankan tugas terbang dengan helikopter tiba-tiba ditembak oleh musuh. Dalam keadaan luka parah dan tulang belakang yang cedera ternyata ia mampu menolong dua rekannya keluar dari helikopter.

Saat menjalani perawatan dan terapi, Jack berkenalan dengan seorang calon dokter yang cantik bernama Cathy (Kiera Knightley). Pepatah Jawa mengatakan Witing tresno jalaran soko kulino yang berarti cinta tumbuh karena sering bertemu, demikianlah yang terjadi antara Jack dan Cathy. Disaat yang sama Harper sedang memantau kondisi Jack dan pada saat yang tepat menawari Jack untuk menjadi agen CIA. Jack harus meneruskan kuliahnya seperti biasa dan setelah lulus bekerja secara normal sebagai seorang analis keuangan. Mudah dan gampang namun yang bikin susah adalah tidak boleh ada orang yang tahu, siapapun itu baik orang tua maupun istrinya sendiri.

Akhirnya Jack bekerja sebagai analis keuangan perusahaan trading di Wall Street. Kondisi saat itu sedang terjadi ketegangan antara Amerika dan Rusia terutama soal pembangunan pipa minyak. Ditengah kericuhan politik ditengarai akan terjadi kericuhan ekonomi. Jack menganalisa ada yang aneh dengan kondisi nilai dolar yang naik padahal seharusnya justru nilainya turun. Setelah dilakukan pengecekan ternyata ada transaksi pembelian besar-besaran di bursa saham Wall Street dari perusahaan Rusia yang bernama Cherevin Group yang dimiliki oleh Cerevin (Kenneth Branagh). Anehnya rekening bank milik perusahaan tersebut disembunyikan dan tidak bisa diakses.    

Jack melaporkan temuannya itu kepada Harper melalui perantara disebuah bioskop yang sedang memutar film kuno berjudul Sorry, Wrong Number. Sialnya, Cathy yang sekarang berpacaran dengannya menemukan sobekan tiket bioskop tersebut dan curiga bahwa Jack selingkuh. Hal ini mengakibatkan Cathy menjadi ngambek.

Harper mengirim Jack ke Rusia untuk menyelidiki Cherevin dengan alasan melakukan audit rutin. Dia dijemput oleh seorang pengawal dan sekaligus sopir yang merupakan orang suruhan Cherevin. Tak disangka sesampainya di kamar hotel, pengawal tersebut ingin membunuh Jack. Tentu saja Jack melakukan perlawanan dan akhirnya pengawal tersebut yang tewas. Jack merasa ketakutan dan galau karena baru pertama kalinya membunuh orang.

Jack menghubungi kontak darurat atasannya dan dijawab agar tenang dan menuju ke taman untuk bertemu seseorang. Ternyata orang yang ditemui adalah Harper sendiri. Jack menceritakan hasil temuannya bahwa nantinya Amerika akan mengalami krisis ekonomi dan selanjutnya akan terjadi huru-hara tetapi sebelum itu akan ada serangan bom sebagai pemicunya. Jack kembali ke kamar hotel namun keadaannya sudah berubah, kamar menjadi rapi kembali padahal sebelumnya sudah hancur berantakan karena perkelahian.         

Keesokan harinya Jack mengunjungi Cherevin di gedung yang memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Harus ada kartu akses masuk, harus ditemani oleh orang dalam, harus melakukan scanning wajah dan petugas keamanan serta ada kamera pengawas dll. Kedatangan Jack disambut dengan perang urat syaraf oleh Cherevin. Jack gagal melakukan audit karena Cherevin sudah menjual semua saham-sahamnya pada sehari sebelumnya. Untuk itu Jack mengundang makan malam sebagai permintaan maafnya di restoran depan kantor Cherevin. Tapi Cherevin menolak justru ia yang akan mengundang makan malam bersama dengan Cathy.

Tak disangka bahwa Cathy menyusul ke Rusia dan datang ke hotel karena rasa cemburunya yang mengira Jack selingkuh. Hal ini membuat Jack semakin kuatir akan keselamatan Cathy. Terpaksa Jack mengaku bahwa dia sebenarnya adalah agen CIA. Jack berunding dengan Harper apakah perlu Cathy untuk ikut undangan makan malam, akhirnya disepakati bahwa Cathy ikut.

Jack dan Harper serta tim ikut membantu pada saat makan malam bersama Cherevin. Jack pura-pura mabuk dan keluar dari restoran untuk menyusup ke kantor Cherevin. Kartu akses berhasil dicuri, petugas keamanan berhasil dikelabui, password bisa dijebol. Sementara itu Cathy mengobrol untuk mengalihkan perhatian. Jack harus mengejar waktu yang hanya sebentar karena kepala keamanan Lemkov mengetahui adanya penyusupan dan balik ke kantor. Disaat yang kritis Jack berhasil mengakses komputer dan mengcopinya ke flashdisk. Dibantu oleh harper dan tim, akhirnya Jack berhasil lolos. Cherevin mengetahui penyusupan itu dan berusaha menyandera Cathy namun Jack berhasil meyakinkan bahwa bukan dia pelakunya. Akhirnya Jack dan Cathy berhasil pergi namun anak buah Cherevin membuntutinya.

Jack, Cathy dan Harper menuju tempat save house yaitu markas persembunyian untuk mengirim data flashdisk ke Langley. Tiba-tiba anak buah Cherevin menyerang tempat tersebut dan berhasil membawa lari Cathy. Tentu saja hal ini membuat Jack menjadi emosi. Jack mengejar mobil itu dan terjadi kebut-kebutan di jalan raya.

Cathy dipertemukan dengan Cherevin di dalam mobil dan mengancam Jack akan melukai dan membunuh Cathy bila tidak menyerahkan flashdisk. Jack tidak menyerah begitu saja dan dengan sepotong pipa menghantamkannya ke sopir yang membawa Cathy didalamnya sehingga mobilnya berhenti. Jack berhasil menolong Cathy.

Permasalahan belumlah selesai karena teror ledakan bom sebagai pemicu krisis belum ditemukan. Jack menyelidiki anak Cherevin yang bernama Aleksander yang diberitakan telah tewas akibat kecelakaan. Namun sebenarnya masih hidup dan tinggal di Amerika. Aleksander membawa mobil yang dicat mirip mobil polisi dengan isi muatan bom yang akan diledakkan di Wall Street melalui bawah tanah. Jack berhasil mengidentifikasi mobil tersebut dan mengejarnya sehingga terjadi perkelahian. Bom sudah disetting counternya dan Jack berusaha mengamankannya. Namun waktu sudah tidak terkejar dan Jack memutuskan untuk membawa mobilnya ditengah sungai agar ledakan tidak berakibat fatal.

Chris Pine bermain dengan cemerlang karena sosok wajahnya yang memang terlihat innocence alias tak bersalah. Dia dapat tampil dengan wajah yang gembira dan romantis. Dia mampu membuat ekspresi wajah yang marah dan emosional sampai terlihat urat nadi dilehernya dan memerah. Wajah yang galau dan bingung juga mampu dimainkannya dengan baik. Kiera Knightley bermain biasa saja dengan mengandalkan kecantikannya. Kenneth Branagh bermain lumayan sebagai seorang antagonis dan sekaligus merangkap sebagai sutradara. Kevin Costner juga bermain lumayan walaupun tidak banyak muncul.

Kekurangan dari film ini adalah Jack yang terluka parah diwajahnya pada saat helikopternya tertembak tak terlihat bekas lukanya sama sekali saat menjalani perawatan dan terapi. Beberapa kali Harper memanggil Jack dengan sebutan John, seharusnya kesalahan ini tidak perlu terjadi. Penggantian dan perbaikan perabot kamar hotel yang rusak tidak mungkin dilakukan dalam satu atau dua jam sehingga ceritanya seperti menggampangkan saja.

Film ini cukup menghibur sebagai film spionase ala mission imposible atau 007 dengan unsur musik yang cukup baik menyertai ketegangan setiap adegan.

Monday, 6 January 2014

Hours



Hours
--------

Berita mengenai kematian Paul Walker pada akhir bulan November 2013 tentu mengagetkan semua penggemar film. Bintang yang masih muda, tampan dan kaya serta terkenal yang baru saja merilis filmnya Fast and Furious 6 dan meledak di pasaran, tentu saja membuat para fansnya merasa shock. Nah untuk mengobati rasa kangen terhadap penampilannya tentu bisa diwujudkan dengan menonton film ini. Paul Walker bermain mayoritas sendirian hampir di sepanjang filmnya sehingga dapat memuaskan penggemarnya.

Nolan (Paul Walker) mengantar dan menunggu istrinya yang sedang melahirkan di sebuah rumah sakit. Sayangnya, istrinya meninggal saat melahirkan secara prematur sedangkan bayinya selamat namun sang bayi harus dibantu pernapasannya dengan alat yang bernama ventilator.

Pada saat yang sama badai Katrina sedang melanda kota New Orleans sehingga mengakibatkan banjir dimana-mana termasuk juga rumah sakit yang dihuni Nolan dan bayinya. Para pasien, perawat dan dokter dievakuasi di tempat lain tetapi tidak dengan Nolan dan bayinya karena ada mis komunikasi. Nolan bertahan menjaga sang bayi padahal semua orang sudah pergi.

Listrik yang padam membuat kalang kabut Nolan karena ventilator membutuhkan pasokan listrik agar bisa bekerja dan baterai yang ada hanya mampu memberikan tambahan waktu selama 3 menit. Untunglah Nolan menemukan generator manual yang harus diputar dengan tangan untuk mengisi baterai ventilator. Namun baterai tidak berfungsi dengan baik sehingga setiap diisi dengan generator maka umur baterai semakin berkurang dan lama-lama menjadi hanya 1,5 menit.

Menjadi tantangan tersendiri bagi Nolan untuk bisa menjaga pasokan listrik melalui generator tersebut. Tidak itu saja, tantangan juga datang dengan adanya anjing yang terdampar masuk kedalam rumah sakit. Tidak adanya bantuan dari radio atau helikopter pemerintah membuat Nolan semakin frustasi. Adanya penjarah yang ingin merampok obat-obatan juga menjadikan tingkat stressnya memuncak.

Kelelahan selama hampir 2 hari tidak tidur dan menjaga ventilator tetap hidup membuat tingkat kesadaran yang mulai lemah. Apalagi ventilator sudah tidak berfungsi dan napas buatan dari mulut ke mulut pun dilakukan. Di saat-saat terakhir ternyata keajaiban muncul, sang bayi akhirnya bisa menangis dan bernapas sendiri.

Penampilan Paul Walker cukup lumayan dalam memerankan sosok orang yang galau, lelah dan pejuang penyelamat bayinya. Bermain seorang diri tanpa lawan main tentu menyulitkan namun Paul dapat mengatasinya dengan baik.

Alur cerita mengalir dengan sederhana dan sebenarnya bisa dibuat lebih mendramatisir seandainya sang penulis cerita mau menambahkan situasi konflik untuk memperkaya dramanya. Misalnya saja air banjir yang naik ke lantai 2 tempat sang bayi berada. Atau sang penjarah yang menyandera bayinya dll.

Secara umum film ini mampu membuat pesona dan rasa kangen terhadap Paul Walker terlampiaskan. Sebuah kesempatan untuk menatap wajah dan sosoknya setelah berita kematiannya. Selamat menonton.