Lone Survivor
------------------
Sebuah film yang
diangkat dari kisah nyata operasi militer Amerika Serikat di Afganistan dengan
sandi operasi sayap merah. Operasi sayap merah dilakukan pada tahun 2005 dan mempunyai
misi untuk menangkap atau membunuh komandan taliban senior bernama Ahmad Shah. Ahmad
Shah dan pasukannya membunuh setidaknya 20 orang dalam seminggu. Seorang saksi
hidup yang bernama Marcus Ruttrell pada tahun 2007 menuturkan kisahnya dalam
sebuah buku yang berjudul Lone Survivor
: The Eyewitness Account of Operation
Redwing and The Lost Heroes of Seal Team 10. Buku tersebut berhasil masuk
dalam New York Times Best Sellers
dalam kategori Non-Fiction.
Empat orang
anggota tim Navy Seal yang bernama Marcus Ruttreall (Mark Wahlberg), Matthew
Axelson (Ben Foster), Michael Murphy (Taylor Kitsch) dan Danny Dietz (Emile Hirsh)
berangkat dari pangkalan udara Bagram untuk menuju sebuah desa yang yang
dikelilingi perbukitan yang telah teridentifikasi akan keberadaan Ahmad Shah. Mereka
sudah berada di titik penalti terakhir untuk menembak Ahmad Shah yang
bercirikan fisik tidak mempunyai sebelah telinga. Sayangnya hubungan komunikasi
terganggu sehingga konfirmasi perintah tidak didapatkan.
Sementara menunggu
menerima perintah menembak, tiba-tiba muncul tiga orang penggembala kambing. Tentu
saja hal ini diluar dugaan. Mau tak mau mereka menangkapnya dan disinilah
timbul perdebatan mau diapakan mereka. Alternatif pertama adalah membunuh
mereka dengan konsekuensi tugas lancar tapi menjadikan mereka pelanggar hukum
juga. Alternatif kedua adalah melepaskan mereka dan tugas gagal karena keberadaan
operasi tersebut sudah diketahui oleh orang lain. Konflik dan pemikiran serta
alasan mereka memang cukup bisa diterima dalam berdebat. Sebagai kepala dalam
misi ini Marcus berhak memutuskan hasilnya dan voting tidak berlaku.
Akhirnya Marcus
memutuskan untuk melepaskan gembala kambing tersebut. Misi dianggap gagal dan
mereka berencana untuk kembali ke pangkalan. Sayangnya komunikasi terganggu di
saat-saat yang penting. Mereka hendak menyelamatkan diri dengan naik ke bukit bagian
atas agar dapat menerima sinyal telepon satelit. Sayangnya gembala yang
dilepaskan membocorkan kepada pasukan Taliban akan keberadaan pasukan Amerika.
Beberapa saat
kemudian pasukan Taliban dengan jumlah yang banyak menyerbu dan menyerang mereka.
Marcus dan kawan-kawan kalah jumlah tetapi tak mudah menyerah begitu saja. Perlawanan
yang gigih dilakukan untuk mempertahankan nyawa mereka dan kehormatan mereka. Rasa
patriotisme dan keberanian dalam mengemban misi ditunjukkan dengan perlawanan
sampai titik darah penghabisan. Tiga nyawa melayang dan hanya Marcus yang
selamat walaupun luka parah.
Marcus ditolong
oleh Gulab seorang penduduk di sekitar kejadian walaupun diawalnya Marcus
ragu-ragu karena tidak tahu orang tersebut Taliban atau bukan terlebih lagi
dengan tewasnya rekan-rekannya akibat membebaskan gembala kambing. Marcus
ditampung dirumahnya walaupun ada orang yang tidak setuju dengan hal itu. Marcus
meminta tolong seseorang agar mengirim surat ke pangkalan Amerika yang
memberitahukan keberadaannya di desa itu.
Pasukan Taliban
tidak tinggal diam, mereka tetap mencari Marcus dan pada akhirnya menemukan
persembunyian Marcus. Marcus diseret dan hendak dipancung kepalanya oleh anak
buah Ahmad Shah. Pada saat yang menentukan, Gulab menyelamatkannya. Marcus
terheran-heran dengan sikap Gulab yang berani mengambil resiko kepada Taliban.
Pasukan Taliban pun pergi namun tetap mengancam akan membinasakan desa
tersebut.
Hari berikutnya
pasukan Taliban dengan jumlah lebih banyak datang kembali ke desa tersebut. Terjadi
tembak-menembak dengan penduduk desa tersebut. Marcus sendiri nyaris tewas. Untunglah
pasukan bantuan Amerika Serikat datang disaat yang tepat.
Permainan para
bintang cukup bagus dan meyakinkan. Mereka mampu menunjukkan kegetiran dan
kepahitan dalam menjalankan tugas namun memiliki rasa patriotisme yang tinggi.
Sutradara mampu membuat film yang sangat sederhana ini tanpa banyak lika-liku
cerita namun bukanlah sebuah film kacangan. Tata rias wajah patut diacungi
jempol karena mampu menampilkan luka-luka secara real dan nyata. Goresan, borok,
darah akan membuat anda terenyuh karena tampak asli. Demikian juga saat
pengambilan gambar mereka jatuh ke jurang melewati batu-batuan, terlihat
seperti jatuh benaran.
Film ini tidak
menampilkan kesuperheroan Amerika seperti film-film lainnya, mengingat Ahmad
Shah sampai film selesaipun tidak tertangkap. Kalaupun ada hanyalah gambaran
fisik Ahmad Shah yang mirip dengan Osama bin Laden. Yang jelas film ini
menceritakan kegagalan operasi sayap merah hanya karena alasan kemanusiaan
sesuai konvensi Jenewa. Padahal yang namanya sebuah perang membutuhkan ongkos
yang mahal bukan saja dalam bentuk materi melainkan pengorbanan nyawa.
Pada akhir film
akan ditayangkan foto dan video aslinya dari tim sayap merah sebelum meninggal
dunia di medan perang. Jadi jangan keburu meninggalkan bioskop.