Novel Breaking Dawn Part 2
-----------------------------
Review film-film yang sedang beredar di Indonesia. Resensi film. Sinopsis film. Info film.
Wednesday, 21 November 2012
Breaking Dawn Part 2
Breaking Dawn Part 2
-----------------------------
Film Breaking Dawn diangkat dari novel karya Stephenie Meyer yang berjudul sama dan film ini merupakan bagian kedua atau terakhir karena novel tersebut dibagi menjadi dua bagian dan bagian pertama sudah dirilis pada tahun 2011. Sebuah film lanjutan dari serial twilight saga sebelumnya yaitu twilight, new moon dan eclipse.
Fenomena membuat film dari adaptasi novel menjadi dua bagian sepertinya mulai marak dilakukan oleh produser-produser film yang notabene tentu saja faktor keuntungan ekonomi yang dicari. Mereka beralasan cerita terlalu panjang sehingga perlu dipecah menjadi dua bagian. Hal ini sangat naif sekali mengingat tidak semua cerita atau adegan dalam novel masuk ke dalam film. Seharusnya pemisahan menjadi dua film itu tidak perlu karena film kedua ini tidak banyak menampilkan konflik jadi cukup satu saja. Film ini sendiri sudah gagal dalam mengemban tujuannya untuk menampilkan puncak klimaks dari film-film sebelumnya. Terasa datar dan hambar.
Bella (Kristen Stewart) sudah menjadi seorang vampire dengan memiliki kemampuan untuk melihat obyek dari jarak jauh dan lebih detil. Dia mampu mengendus bau dari jarak yang jauh serta berlari dengan kecepatan tinggi. Yang spesial darinya adalah mampu membuat perisai sebagai bentuk pertahanan atau melindungi dirinya bahkan orang lain. Karena itulah dia tidak bisa dibaca pikirannya oleh siapapun juga.
Renesmee (Mackenzie Foy) adalah nama bayi yang dilahirkan oleh Bella pada saat masih menjadi manusia sehingga disebut anak setengah imortal (setengah abadi). Bayi tersebut tumbuh dengan cepat diluar kewajaran. Sayangnya tampilan wajah bayi menggunakan komputer CGI sehingga tampak aneh dan tidak normal seperti wajah bayi pada umumnya. Kentara sekali bila kepala bayi memanfaatkan teknologi itu namun bukannya bertambah bagus malah terlihat tidak natural.
Irina (Maggie Grace) melaporkan kepada Aro (Michael Sheen) yang merupakan pemimpin keluarga Volturi bahwa Renesmee adalah anak imortal (anak abadi). Bila sebuah keluarga memiliki anak imortal maka merupakan pelanggaran dalam dunia vampire dan keluarga Volturi akan menghukumnya dengan membunuh anak tersebut. Konon kabarnya anak imortal akan membunuhi vampire-vampire dan membinasakannya dari muka bumi sehingga keberadaan vampire akan punah.
Edward (Robert Pattinson) merasa yakin bahwa Renesmee bukanlah anak imortal melainkan setengah imortal yang masih memiliki jantung dan darah yang mengalir dalam tubuhnya. Dia berdiskusi dengan Carlisle (Peter Faccineli) dan seluruh anggota keluarga Cullen, diputuskan bahwa tidak perlu ada perlawanan dengan kekerasan. Keluarga Volturi pasti menang karena memiliki kekuatan yang tinggi. Yang baik adalah melakukan negosiasi dengan cara damai. Untuk itu diperlukan saksi-saksi vampire lainnya dari seluruh dunia yang mendukung bahwa Renesmee bukanlah anak imortal.
Ada beberapa hal yang berbeda dengan cerita dalam novelnya. Pertama, dalam film Renesmee memperkenalkan dirinya dengan menyentuh pipi Tanya (MyAnna Burring) saja. Tetapi dalam novelnya, tidak hanya Tanya melainkan semua keluarganya juga. Kedua, dalam film Renesmee beserta dengan Edward dan Bella mendatangi rumah Tanya. Namun dalam novelnya, Tanya dan keluarganya yang datang ke rumah Edward. Ketiga, dalam film Tanya tahu mengenai laporan Irina kepada keluarga Volturi tentang Renesmee. Tetapi dalam novelnya, Tanya tidak tahu laporan tersebut.
Keempat, dalam film hanya Bella yang mengejar Irina sampai ke pinggir pantai. Sedangkan dalam novelnya, Edward dan Carlisle mengejar sampai ke ujung pantai seberang. Kelima, dalam film Bella bertemu dengan Jenks secara langsung. Sedangkan dalam novelnya, Bella bertemu melalui perantara Max terlebih dahulu. Keenam, dalam film Bella bertemu dengan Jenks sebanyak satu kali. Namun dalam novelnya Bella bertemu sebanyak dua kali yaitu dikantor saat memesan dokumen dan di restoran saat menyerahkan dokumen.
Ketujuh, dalam film dokumen sudah dipesankan oleh Alice dan Jasper. Tetapi dalam novelnya, dokumen dipesan oleh Bella sendiri. Kedelapan, dalam film karakter Eleazar hampir tidak terlihat. Namun dalam novelnya, karakter Eleazar cukup penting dan bahkan diulas dalam bab 30 dan 31. Kesembilan, dalam film karakter Renata tidak ada. Padahal dalam novelnya, Renata mempunyai kelebihan yang sama dengan Bella yaitu sebagai perisai yang melindungi Aro. Kesepuluh, dalam film Alice datang langsung menuju ke Aro untuk disentuh tangannya. Padahal dalam novelnya, Alice langsung bergabung dengan kelompok Edward. Kesebelas, dalam filmnya ada pertarungan antara kelompok Edward dan kelompok Aro. Padahal dalam novelnya, tidak ada pertarungan tersebut. Kedua belas, dalam film Aro membatalkan pertarungan karena sentuhan Alice yang memperlihatkan masa depan Aro. Tetapi dalam novelnya, tidak ada sentuhan Alice terhadap Aro.
Soundtrack film ini dipermanis oleh lagu berjudul A Thousand Years yang dinyanyikan oleh Christina Perri. Lagu-lagu lainnya juga lumayan enak didengar.
Alur cerita disusun mendatar saja dan terkesan monoton. Sang sutradara sadar bahwa novelnya tidak ada adegan aksi dan perkelahian, untuk itu cerita perlu diubah dan dibumbui dengan pertarungan dan perkelahian pada ending cerita. Hal tersebut patut diacungi jempol setidaknya penonton merasa ada adegan aksi dan perkelahian. Walaupun tidak mencapai klimaks setidaknya hal itu mengobati rasa kecewa dan ekspektasi yang besar dalam film terkahir ini.
Tuesday, 20 November 2012
ATM (Er Rak Error)
ATM (Er Rak Error)
-------------------------
Pepatah mengatakan seorang pria rentan godaan terhadap harta, tahta dan wanita. Dan bila dibalik maka seorang wanita akan rentan godaan terhadap harta, tahta dan pria. Film buatan Thailand ini bercerita setidaknya tentang salah satu poin dalam pepatah tersebut yaitu tahta. Seseorang bisa mencintai kekasihnya dengan segenap hati namun juga bisa luntur hanya karena tahta. Dikemas dalam suasana komedi dan bukan drama melankolis sehingga tidak perlu terlalu takut akan menguras air mata.
Jib (Preechaya Pongthananikorn) seorang wanita karir yang bekerja sebagai wakil direktur di sebuah bank bernama JNBC (Japan National Bank of Commerce), sebuah bank dari Jepang. Peraturan di bank itu menyebutkan bahwa sesama pegawai tidak boleh menjalin hubungan percintaan jika ketahuan maka salah satunya harus keluar. Jib adalah salah satu orang yang berwenang untuk menyidangkan hal itu. Sayangnya dibalik semua itu ternyata dia menjalin hubungan dengan Suer (Chantavit Dhanasevi) yang tak lain adalah bawahannya sendiri.
Setelah kurang lebih selama 5 tahun menjalani cinta secara sembunyi-sembunyi maka diputuskan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perkawinan. Sayangnya ada hambatan dengan peraturan perusahaan sehingga siapa yang akan keluar dari pekerjaannya. Di sinilah ego masing-masing muncul menjadikan sebuah konflik yang mau tidakmau harus dihadapi. Suer sebagai seorang laki-laki mengharapkan dia yang tetap bekerja dengan alasan sebagai kepala keluarga dan seorang istri tugasnya mengurus rumah tangga di rumah. Jib mempunyai alasan bahwa dia memiliki jabatan, karir dan gaji yang lebih tinggi sehingga sayang bila dilepas begitu saja. Egoisme masing-masing merupakan salah satu ciri orang-orang Asia terkait tahta apalagi jaman sekarang ini untuk mencari kerja saja sulit sekali.
Pada saat yang bersamaan terjadi kesalahan dalam pemasangan software baru di sebuah mesin ATM (Automatic Teller Machine) di dekat lapangan bola. Gara-garanya adalah pegawainya tidak paham bahasa Jepang. Uang yang keluar dari mesin ATM akan digandakan dua kali lipat dari semestinya yang diambil. Akibatnya tentu saja heboh, berawal dari satu mulut akhirnya bisa menyebar kemana-mana mengenai mesin ATM tersebut. Peud (Thawat Pornrattanaprasert) secara tak sengaja mendapatkan rejeki tersebut dan langsung menelepon kepada temannya Pad (Chaleumpol Tikumpornteerawong) yang sedang menonton bola. Karena obrolan mereka keras maka terdengar orang-orang disampingnya. Tak ayal lagi semua orang menuju mesin ATM tersebut dan penonton di lapangan bola tersebut menjadi kosong melompong. Lucu bukan ?
Jib mendapat tugas untuk menyelidiki kasus itu dengan melakukan pengecekan melalui kamera cctv, daftar orang pengambil ATM dan mendatangi kantor cabang mesin ATM itu berada. Pimpinan bank juga menugaskan untuk menarik kembali uang yang double tersebut. Karena tugasnya cukup berat maka Suer memanfaatkan kesempatan itu dengan memberikan tantangan. Bila Suer bisa menyelesaikan kasus tersebut maka Jib yang harus keluar dari pekerjaannya dan sebaliknya bila Jib yang mampu menyelesaikannya maka Suer harus keluar. Barang siapa yang bisa menagih uang yang double dari nasabah dalam jumlah paling besar maka dialah yang menang.
Baik Jib maupun Suer menempuh berbagai cara untuk menemukan nasabah-nasabahnya bahkan dengan cara-cara yang curang sekalipun. Misalnya saja menaruh obat tidur pada minuman, menyamar sebagai polisi, menyabotase fax dll. Jumlah uang yang dikumpulkan mereka berdua sama besarnya dan hanya tinggal satu nasabah terakhir yang akhirnya menjadi rebutan karena akan menjadi poin penting sebagai pemenang.
Keterlibatan nasabah diwakili oleh Peud yang menggunakannya untuk membeli sepeda motor, Pad yang menambal gigi emas, tukang laundry yang membeli mesin cuci, pecinta hewan yang membeli buaya. Mereka tidak bisa membayar sekarang karena tidak punya uang walaupun tahu mereka bersalah. Jib menyadari bahwa pihak bank sebenarnya bersalah juga makanya dia memutihkan uang tersebut. Suer merasa gembira dengan keputusan itu.
Sayangnya godaan tahta begitu mengguncang. Sekembalinya Jib di kantor pusat ternyata mengeluarkan rekaman pengakuan dari nasabah-nasabah itu dan melaporkannya kepada pimpinan bank. Otomatis pihak bank menagih kembali. Peud, Pad, tukang laundry dan pecinta buaya ditelepon pihak bank untuk membayar kembali padahal sesuai janji Jib, mereka diputihkan. Suer protes kepada Jib karena apa yang dijanjikannya ternyata tidak ditepati. Akhirnya karena merasa malu maka Jib memutuskan keluar dari pekerjaannya.
Suer yang merasa bertanggung jawab akan janji tersebut, meminjamkan uang kepada keempat orang tersebut untuk membayar ke bank dan mereka boleh mencicilnya. Sebenarnya uang tersebut adalah untuk biaya perkawinan mereka sehingga otomatis perkawinan mereka batal. Dan tentu saja cinta mereka kandas. Tidak ada yang menang, semuanya kalah. Inti cerita yang bisa diambil maknanya adalah cinta butuh pengorbanan dan bukan keangkuhan.
Film ini adalah bergenre komedi sehingga ada hal-hal yang tidak masuk akal dan berlebihan jadi harap maklum. Format film dengan resolusi tinggi yang terang dan jelas cukup enak ditonton dibandingkan dengan produksi film Indonesia yang tidak terang atau kabur dengan resolusi rendah.
Wednesday, 14 November 2012
Wreck-It Ralph
Wreck-It Ralph
--------------------
Walt Disney yang terkenal dengan produksi film animasi kartunnya berusaha tetap eksis dengan mengangkat kisah yang diambil dari karakter tokoh video game berjudul Fix-It Felix, Jr. Video game tersebut bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia mempunyai arti kurang lebih Felix si tukang perbaikan. Cerita dalam video tersebut memiliki tokoh protagonis bernama Felix yang suka memperbaiki bangunan atau gedung atau tembok yang rusak. Sebaliknya ada tokoh yang bersifat antagonis bernama Ralph yang selalu merusak bangunan tersebut dan mendapat panggilan Wreck-It Ralph atau berarti Ralph si perusak. Rupa-rupanya nama inilah yang justru diambil sebagai judul film dan bukan nama video gamenya itu sendiri. Sebelum film utama diputar, ada ekstra film berjudul Paperman dengan format hitam putih dengan durasi kurang lebih 10 menit.
Bagi penggemar video game atau ding dong pada jaman dulu bisa merasakan nostalgia dengan jenis video game arcade. Jenis ini berarti video game yang dimainkan dalam kotak box atau kotak mesin di dalam suatu mall atau toko dengan menggunakan koin. Tentu saja penonton bakalan ingat dengan permainan pac man dan street fighter serta zombie yang melegenda itu bukan ? Nantinya mereka akan muncul sekilas dalam film ini.
Alkisah ada suatu toko atau tempat permainan video game yang menggunakan koin yang disukai anak-anak dan sudah berusia tiga puluh tahunan. Bila siang hari suasana penuh dengan keramaian anak-anak sedangkan pada malam hari suasana menjadi sepi karena toko tersebut tutup. Tetapi jangan heran bila ternyata tokoh-tokoh yang ada dalam video game bisa hidup dan bicara satu sama lain pada saat toko tutup. Mereka mempunyai komunitasnya sendiri sesuai dengan judul permainannya. Seperti halnya video game berjudul Fix-It Felix, Jr, pada malam hari mereka merayakan keberhasilan Felix si tukang perbaikan (disuarakan oleh Jack McBrayer) yang menjadi sosok pahlawan. Dia tinggal di gedung yang mewah dan terkadang membuat pesta bersama dengan teman-temannya. Sebaliknya Ralph si perusak (disuarakan oleh John C Reilly) yang selalu dikalahkan oleh Felix dan dibuang ke kubangan tinggalnya di bongkaran batu bata.
Ralph merasa iri dengan kondisi Felix dan ingin diperlakukan sama layaknya seorang pahlawan apalagi sudah 30 tahunan dia berperan sebagai penjahat. Untuk itu dalam suatu pesta, Ralph yang tidak diundang membuat kekacauan. Dan pada akhirnya dia ditantang untuk bisa mendapatkan medali penghargaan, bila bisa maka dia berhak tinggal di penthouse gedung tersebut.
Untuk mendapatkan medali penghargaan tersebut tidak ada cara lain selain mencari ke tempat lain yang berarti harus pergi meninggalkan video gamenya dan pindah ke video game lain. Ralph pergi ke video game Hero’s Duty dan berhasil mendapatkan medali penghargaan. Video game ini bercerita tentang perang melawan robot kumbang. Dia memperoleh medali dengan cara mencurinya. Sayangnya dia ikut terbawa kedalam pesawat darurat dan mendarat di video game Sugar Rush yaitu permainan balap mobil dari bahan permen. Ternyata ada sebuah robot kumbang yang ikut juga di dalam pesawat tersebut yang bisa membumi hanguskan penghuni Sugar Rush.
Di sana Ralph berkenalan dengan seorang gadis bernama Vanellope (disuarakan oleh Sarah Silverman) yang sedikit liar dan dikucilkan oleh komunitasnya. Vanellope adalah seorang Glitch yaitu karakter dari sebuah program software yang tidak sempurna. Padahal dia ingin sekali mengikuti balapan mobil yang dipimpin oleh King Candy (disuarakan oleh Alan Tudyk). Untuk mengikuti balapan tersebut ada syaratnya yaitu membayar dengan koin dan yang dipakai adalah koin medali milik Ralph. Tentu saja Ralph tidak terima akan hal itu namun lama kelamaan timbul keakraban diantara mereka berdua. Dia mendukung Vanellope untuk ikut serta balapan mobil karena pemenangnya akan mendapatkan medalinya kembali.
Rupa-rupanya sejak Ralph meninggalkan video game Fix-It Felix, Jr maka video game tersebut dianggap rusak oleh anak-anak dan rencananya akan diganti dengan video game lain oleh sang pemilik toko. Felix akhirnya memutuskan untuk mencari Ralph dan menyusulnya bersama dengan gadis pemburu robot kumbang yang kuatir robot tersebut akan berkembang biak.
Latar belakang Vanellope ternyata adalah seorang putri candy yang dicelakai oleh king candy. Sebenarnya king candy ini adalah palsu dan tak lain adalah Turbo yang menyamar. Turbo adalah orang dari komunitas video game lain yang akan ditutup oleh pemiliknya sehingga memutuskan untuk pindah. Dia merusak program Vanellope dan menutup memorynya sehingga Vanellope lupa akan siapa dirinya. Apabila dia menang dan masuk garis finish maka program akan mereset ulang kembali status Venellope dan menjadikannya normal kembali.
Film ini penuh dengan warna-warni yang segar dan cerah yang akan membuat penonton anak-anak senang. Suasana dibikin cerah dan nuansa segar dengan kelucuan-kelucuan di beberapa adegan. Buat orang tua juga cukup menarik karena unsur pendidikannya ada. Seorang penjahat tidak harus mempunyai hati yang jahat dan seorang pahlawan tidak harus mendapat pengakuan pahlawan dari orang lain. Kira-kira pesan itulah yang ingin disampaikan oleh film ini.
Tuesday, 13 November 2012
Sky Fall
Sky Fall
----------
Siapa yang tak kenal dengan nama James Bond atau dengan panggilannya 007 ? Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti sudah mengenal sosok tokoh tersebut. Seorang agen rahasia Inggris dan jagoan yang sangat piawai dengan peralatan-peralatan canggih dan baru serta gadis-gadis cantiknya. Saat ini dalam rangka kemunculan film tersebut yang ke-50 tahun maka Sky Fall merupakan perayaan ulang tahun emasnya. Film pertama James Bond yang diperankan oleh Sean Connery berjudul Dr.No yang tampil perdana pada tahun 1962 begitu menarik perhatian dunia. Karakter tokoh ini diambil dari novel karya Ian Flemings yang berasal dari Inggris dan dibuat tahun 1953. Walaupun sudah berulang kali ganti pemeran namun karakter James Bond tetaplah tidak berubah sampai pada seri ke-23 ini. Tak ketinggalan aktor yang pernah memerankannya adalah George Lazenby, Roger Moore, Timothy Dalton dan Pierce Brosnan.
Bila ada pertanyaan, siapakah pemeran James Bond yang terbaik ? Agak sulit menjawabnya, mengingat masing-masing pemeran memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Bila ditelusuri lebih dalam maka film ini bercerita bukan tentang Bond (Daniel Craig) melainkan mengenai ’M’ (Judi Dench) yaitu seorang perempuan atasan Bond. Film dimulai dengan kejar-kejaran Bond bersama dengan agen wanita Eve (Naomi Harris) di Turki yang memburu seorang teroris untuk memperebutkan harddisk yang berisi nama-nama agen rahasia Inggris yang sedang menyamar. Cukup menarik suguhan aksi yang ditawarkan ini walaupun sudah sering kita lihat pada film-film lainnya. Kejar-kejaran dan berlari-lari kesana kemari serta kebut-kebutan sepeda motor serta perkelahian diatas atap kereta api. Hal ini tidak membuat penonton bosan karena ada adegan yang ditampilkan cukup kreatif yaitu pada adegan mobil pengeruk tanah. Mobil-mobil mewah terlindas satu per satu dan pada akhirnya ujung besi pengeruk digunakan untuk menahan bak sambungan pada gerbong didepannya dan Bond pun meloncat masuk ke dalam gerbong. Di saat kritis pergumulan dan perebutan diatap kereta api tersebut Eve mendapat instruksi dari M untuk menembak si teroris. Sayangnya yang menjadi korban tembakan tersebut adalah Bond. Dia terpental jatuh dari kereta api dan masuk ke dalam sungai yang mengalir deras. Disaat waktu yang sempit dan kesempatan yang sedikit maka keputusan harus dibuat dan itulah hasilnya. M merasa bertanggung jawab namun demikian tidak ada rasa penyesalan atas apa yang diputuskan.
Bond selamat. Tidak dijelaskan mengapa bisa selamat atau diselamatkan oleh siapa. Bond kembali ke Inggris untuk menemui M dan mempertanyakan penembakan dirinya. M hanya mengatakan kepentingan banyak orang lebih diutamakan dari pada kepentingan satu orang saja. Disaat yang sama markas besar M di London diteror oleh Silva (Javier Bardem). Komputer yang di hack, gedung yang diledakkan serta kiriman video yang berisi pembunuhan agen-agen rahasia berdasarkan daftar yang ada di harddisk. Ancaman dilakukan bahwa setiap minggu akan ada lima agen rahasia yang dibunuh.
Bond membantu penyelidikan lagi walaupun secara test belum layak untuk terjun kembali ke lapangan menjalankan tugas. Tentu saja karena efek dari penembakan dirinya itu, galau dan risau. Perjalanan membawanya ke China dan berkenalan dengan seorang gadis yang bernama Severine (Berenice Marlohe) yang merupakan bawahan Silva. Dan ternyata Silva adalah rekan Bond sendiri yang mbalelo alias disersi atau setidaknya dianggap sudah mati. Silva mempunyai dendam pribadi kepada M yang dulu adalah atasannya juga karena merasa dikorbankan pada saat tertangkap. Dia meminum racun sianida untuk bunuh diri sebagai salah satu prosedur yang diperintahkan oleh M bila tertangkap namun sayangnya dia tidak mati melainkan rusak separuh wajahnya.
Untuk itulah Silva mengejar M dimanapun berada dan mempersiapkan semuanya dengan baik termasuk saat dirinya tertangkap dan dipenjara. Bom yang sudah direncanakan di stasiun bawah tanah juga dipersiapkan dengan baik. Untunglah Bond datang tepat pada waktunya untuk menolong M. Lalu mereka pergi melarikan diri ke rumah tempat tinggal Bond di masa kecil yang berada jauh di pedesaan yang bernama Sky Fall.
Adegan puncak berada di rumah tersebut. Sebenarnya adegan aksi dan tembak-menembaknya biasa saja dan tidak terlalu istimewa namun digarap dengan baik sehingga menawan untuk dilihat. Sekali lagi film ini bercerita mengenai M dan pada seri ini M akhirnya mati. Kemudian M digantikan oleh Mallory (Ralph Fiennes). Padahal diawal-awal cerita penonton digiring untuk mencurigai Mallory sebagai biang teror tsb mengingat dia paling semangat untuk membubarkan organisasi agen rahasia tsb.
Ada beberapa kelemahan yang penulis temukan dalam film ini. Pada adegan awal Bond mengalami dua kali kena tembak, yang pertama ditembak oleh teroris dan yang kedua oleh Eve. Tapi dari luka yang ada hanya luka tembakan dari teroris yang terlihat bekasnya dan hanya ada satu luka saja yang terlihat saat Bond tidak memakai baju. Padahal tembakan dari Eve mengakibatkan Bond jatuh dari kereta api dan terlihat parah. Kemudian, tidak dijelaskan mengapa Severine tiba-tiba ditahan oleh Silva padahal merupakan kaki tangannya sendiri dan juga selama di kapal pengawal-pengawalnya begitu hormat. Hal lainnya, tidak dijelaskan mengapa Silva bisa lolos dari penjara yang ketat. Sebaiknya ditampilkan caranya meloloskan diri tentu akan tambah menarik. Lalu, Mallory yang merupakan atasan M menggantikannya sebagai Boss baru di markas besar. Lucunya, hal ini berarti Mallory turun pangkatnya.
Bond kali ini dibuat untuk lebih terlihat manusiawi. Ada perasaan sedih, galau dan risau yang menyelingkupinya. Ada bayangan kekuatiran dan ketidak percayaan diri yang ditampilkan secara lebih natural. Dan tentu saja ada gadis-gadis pendamping yang cantik-cantik. Soundtrack dalam film ini dibuat oleh Adele dan dinyanyikannya sendiri. Lagu yang cukup menarik yang bisa membuat hati melankolis namun sekaligus bisa membuat semangat yang tinggi. Secara keseluruhan film ini bagus sekali sehingga tidak terasa durasi selama dua jam lebih membuat penonton betah untuk duduk sampai film berakhir.
Subscribe to:
Posts (Atom)