Thursday, 28 March 2013

Argo



Argo
------

Film ini dibuat berdasarkan kisah nyata mengenai pembebasan enam orang diplomat Amerika yang berada di Iran pada masa krisis penyanderaan tahun 1979. Cerita dibuat berdasarkan keterangan seorang agen CIA bernama Antonio J. Mendez dalam buku The Master of Disguise dan artikel di majalah The Wired yang berjudul The Great Escape karya Joshuah Bearman. Argo diproduseri oleh George Clooney dan Ben Affleck yang sekaligus disutradarai sendiri oleh Ben Affleck.

Prestasi yang diraih oleh film ini antara lain meraih tiga piala Oscar dalam ajang Academy Awards, dua piala dalam penghargaan Golden Globes dan tiga piala Bafta Film Awards. Jangan kaget, tidak hanya itu saja yang berhasil ditorehkan, Argo meraih penghargaan setidaknya sampai saat ini yaitu 61 nominasi dan 57 penghargaan dari berbagai ajang festival.

Kisah dimulai dari penyerbuan kaum demonstran terhadap kedutaan besar Amerika di kota Teheran Iran. Mereka berhasil memasuki gedung kedutaan dan menyandera seluruh warga negara Amerika yang sedang berada disana termasuk juga para pegawai dan diplomat dengan jumlah kurang lebih 50 orang. Namun ada enam orang diplomat yang berhasil meloloskan diri dan bersembunyi di rumah duta besar Kanada.

Tony Mendez (Ben Affleck) seorang agen CIA mendapat tugas untuk menyelamatkan enam orang diplomat Amerika agar bisa keluar dari Iran. Kendala yang ada yaitu mereka tetap diburu oleh tentara revolusioner, rasa benci terhadap orang Amerika dan penjagaan yang ketat di bandara. Tony mempunyai ide menyelamatkan mereka tanpa menggunakan kekerasan karena berprinsip menjadi seorang hero tidak harus dengan berperang. Untuk itu dia mengusulkan untuk menyamar dan berpura-pura membuat sebuah film berjudul Argo yang akan melakukan syuting di Iran. Tentu saja paspor yang dipakai adalah Kanada dan bukan Amerika.

Ben Affleck bermain bagus dengan pembawaannya yang kalem dan tenang mewakili seorang agen rahasia CIA yang tidak mengandalkan pistol atau bom. Dandanan wajahnya dipoles dengan mode jaman jadul yaitu berkumis dan brewokan serta rambut agak gondrong serasa pas sekali. Dia mampu melakukan dialog-dialog yang cukup panjang dan serasa terlibat langsung. Tak heran bila dia mampu meraih berbagai penghargaan dalam film ini.

Enam buah paspor Kanada dengan nama palsu sudah dipersiapkan untuk masing-masing diplomat dengan perannya sendiri-sendiri. Mereka bermain bagus dengan suasana penuh tekanan dan ketakutan namun tidak klise seperti film pada umumnya. Sebagian orang ada yang tidak percaya kepada ajakan Tony Mendez namun berkat penjelasan yang mengena di hati, akhirnya percaya juga.

Sehari menjelang hari ’H’ merupakan hari yang paling mengecewakan karena misi Tony Mendez dibatalkan oleh atasannya di Amerika. Sang atasan menganggap bila mereka tertangkap bersama agen CIA saat melarikan diri maka nama Amerika akan tercemar. Tapi bila mereka mati dibunuh di rumah duta besar Kanada maka seluruh dunia akan bersimpati kepada Amerika. Ada pertentangan batin menyelimuti hati dan perasaan Tony Mendez. Rasa bertanggung jawab dan sudah kepalang basah dirasakannya sehingga memutuskan untuk tetap melanjutkan misi penyelamatan tersebut.

Saat berada di bandara terjadi kendala, yang pertama adalah tiket yang belum terdaftar pada komputer reservasi. Yang kedua adalah formulir imigrasi tidak ada karena mereka memang tidak pernah datang melalui imigrasi tersebut. Yang ketiga adalah kecurigaan dari tentara revolusioner yang menjaga bandara. Semuanya itu dapat dilewati oleh mereka dengan hati yang berdebar-debar. Pesawat pun terbang tinggi membawa mereka walaupun sempat dikejar oleh mobil-mobil tentara revolusioner landasan pacu bandara. Sebuah kemenangan tanpa harus membunuh lawan.

Keenam pemain yang memerankan diplomat dipilih karena wajahnya mirip sekali dengan diplomat aslinya. Pada akhir film ini ditampilkan foto-foto asli dari keenam diplomat tersebut. Krisis penyanderaan di iran berakhir pada 20 Januari 1981. Semua sandera yang ditahan oleh tentara revolusioner Iran dibebaskan setelah selama 444 hari mendekam dalam tahanan.

Pada sesi Tony Mendez mendapat tugas sampai berangkat ke Iran cukup membosankan bagi yang tidak suka drama karena banyak dialog yang terjadi namun belum menuju intisarinya. Namun bagi pecinta drama, film ini layak ditonton karena menunjukkan kelasnya.


Sunday, 24 March 2013

Fire with Fire




Fire with Fire

-----------------



Film ini dibintangi oleh aktor dan aktris yang cukup punya nama misalnya Bruce Willis, Josh Duhamel dan Rosario Dawson serta penyanyi rap 50 cent sebagai cameo namun sayangnya kurang digarap dengan bagus dan mungkin cocoknya hanya sebagai film lepas untuk konsumsi TV. Mungkin hal tersebut merupakan penyebabnya sehingga bioskop 21 tidak menayangkan film ini dan hanya Blitzmegaplex yang memutarnya.

Jeremy Colemen (Josh Duhamel) adalah seorang yang bekerja sebagai pemadam kebakaran di kota Long Beach, California. Sepulang dari kerja mampir ke toko langganannya untuk membeli beberapa keperluannya. Berada di tempat yang salah dan waktu yang salah, itulah yang sedang terjadi padanya. Tiba-tiba masuk kedalam toko seseorang bernama Hagan (Vincent D’Onofrio) dan kelompoknya. Mereka ingin merebut toko tersebut dan memaksa untuk menjualnya. Namun tak disangka Hagan malah membunuh pemilik toko dan anaknya. Jeremy yang juga ditodong oleh pistol dan akan dibunuh juga karena mengetahui aksi mereka, berhasil meloloskan diri.

Mike Cella (Bruce Willis) adalah polisi yang menangani kasus tersebut dan ada dendam pribadi terhadap Hagan. Rekan kerjanya dan istrinya dibunuh juga oleh Hagan yang merupakan kepala geng Aryan tanpa bisa menangkapnya karena tidak ada bukti dan saksi. Bruce Willis bermain biasa saja dan tidak istimewa karena sutradaranya kurang menggarapnya dengan baik. Skenario ceritanya juga lemah sehingga seorang bintang besarpun tidak bisa menunjukkan kelasnya. Seharusnya karakter Bruce Willis ditambah dengan menunjukkan upaya-upayanya dalam memerangi Hagan sehingga dendam dan emosinya bisa tampil.

Cela memasukkan Jeremy dalam program perlindungan saksi yaitu memindahkannya ke kota New Orleans, Los Angeles dengan memakai identitas baru dan alamat rumah baru. Salah satu polisi pelindungnya adalah Talia (Rosario Dawson). Rupa-rupanya dia dan Jeremy menjalin hubungan kasih. Kelemahan film ini adalah tidak ditunjukkan apakah mereka berpacaran sebelum peristiwa itu terjadi atau setelah ikut dalam program perlindungan saksi. Jadi gregetnya kurang untuk menunjukkan keintiman hubungan mereka.

Hagan mengirim anak buahnya untuk memburu Jeremy dan Talia. Penampilan Hagan kurang garang dan kurang seram seolah-olah sebagai pekerja kantoran saja dan bukan kepala geng Aryan. Walaupun di awal ditampilkan karakter Talia yang kuat dan maniri layaknya seorang polisi tetapi selanjutnya tidak demikian. Cara berkelahinya kurang bisa dan cenderung cengeng di akhir film. Talia disandera oleh Hagan di suatu tempat. Jeremy berusaha menyelamatkannya seorang diri. Dia melaburkan cairan bensin pada lorong pabrik dan jalanan anak tangga sebelum mereka datang. Kelemahannya adalah pada saat mereka datang dan melewati lorong serta anak tangga tidak tahu dan tidak tercium bau bensin atau basahnya tempat tersebut.

Josh Duhamel bermain biasa saja dan tidak seheboh pada saat dirinya bermain dalam film Transformer. Spesial efek kebakarannya juga ditampilkan biasa saja terutama saat di dalam ruangan, suatu saat yang terlihat terbakar hanyalah sebagian kecil saja. Demikian juga Josh yang tiba-tiba sudah memakai pakaian seragam pemadam kebakaran plus helmnya. Entah dapat dari mana asalnya, sesuatu yang janggal. Ditambah lagi kapak yang ada dipinggang, pada adegan tertentu terlihat namun pada adegan lain tidak tampak walaupun saling berkelahi namun tiba-tiba digunakan untuk membunuh. Di akhir cerita juga tiba-tiba ada mobil pemadam kebakaran yang sudah ada di depan pabrik, cepat sekali datangnya.


Tuesday, 5 March 2013

Jack The Giant Slayer



Jack The Giant Slayer
------------------------------

Film ini diadaptasi dari cerita dongeng rakyat Inggris yang berjudul Jack The Giant Killer walaupun isi ceritanya tidak sama persis. Sang penulis skenario yaitu Darren Lemke menggagasnya sejak tahun 2005 dan baru tahun ini terealisasi dihadapan penonton dan disutradarai oleh Bryan Singer.

Alur cerita film ini mengalir dengan baik. Pada awalnya saat Jack masih berusia anak-anak selalu mendapat dongeng sebelum tidur dari ayahnya tentang pertarungan manusia dan raksasa. Demikian juga hal yang sama dialami oleh Isabelle yang menjelang tidur mendapat dongeng dari Ibunya. Perbedaannya adalah Jack berasal dari keluarga petani miskin sedangkan Isabelle berasal dari keluarga kerajaan. Tampilan gambar saling bergantian antara Jack dan Isabelle yang menunjukkan awal keterkaitan di antara mereka oleh sang sutradara.

Saat dewasa, Jack (Nicholas Hoult) bertemu dengan Isabelle (Eleanor Tomlinson) secara tidak sengaja di sebuah pertunjukkan teater. Demikian juga pertemuan kedua di rumah Jack yang terjadi secara tidak sengaja. Hal ini menunjukkan upaya sutradara untuk mempermudah cerita dan pemahaman penonton bahwa keduanya adalah lakon utama. Namun sayangnya ayah dari Jack dan Ibu dari Isabelle yang ditampilkan diawal tidak ditampilkan lagi dan seolah-olah tidak berguna bagi sang sutradara.

Jack pergi ke ibukota untuk menjual kuda dan kereta milik pamannya. Jack bertemu dengan seorang pastor yang mencuri beberapa biji kacang dari Istana. Pastor itu mengharapkan Jack untuk mengantar biji kacang ke sebuah gereja sehingga dibuatlah sistem barter. Apabila Jack berhasil memberikan biji kacang tersebut ke tujuannya maka pihak gereja akan memberikan uang untuk penggantinya sekaligus membayar kudanya.

Namun Jack tidak pergi ke gereja yang diminta melainkan pulang ke rumah dan menceritakan hal itu kepada pamannya. Tentu saja pamannya marah dan melempar biji kacang-biji kacang tersebut dan ada satu yang terkena tanah dan air sehingga tumbuh menjadi pohon raksasa yang menjalar ke atas sampai ke langit. Isabelle yang kebetulan berada dirumah itu ikut terangkat ke atas.

Raja mengirim Elmont (Ewan McGregor) dan pasukannya untuk menyelamatkan putrinya dan Jack juga ikut serta dengan menaiki pohon itu sampai ke langit. Tak lupa ada pengkhianat yaitu Roderick (Stanley Tucci) yang merupakan calon tunangan Isabelle. Dia menguasai mahkota penakluk raksasa dan ingin menjadikan raksasa sebagai pasukannya untuk menguasai kerajaan-kerajaan di bumi. Padahal raksasa sendiripun tanpa perintah Roderickpun sudah membenci manusia.

Roderick berhasil dikalahkan. Jack dan Isabelle berhasil kembali ke bumi tetapi mahkota dan biji kacang-biji kacang berhasil dikuasai oleh raksasa. Merekapun menebarkan biji kacang untuk menyusul Jack dan Isabelle ke bumi. Cukup aneh juga kalau biji kacang saat ini tumbuh dari langit menuju ke bumi berbeda dengan sebelumnya yang tumbuh di bumi dan menuju langit.

Terjadi pertarungan antara raksasa dan manusia di bumi dengan target utama adalah sang puteri Isabelle. Jack tentu saja tidak tinggal diam dan perlawanannya berhasil mengalahkan raksasa. Dengan mahkota penakluk raksasa di kepalanya maka mereka menyuruh raksasa-raksasa lainnya untuk kembali ke tempat asalnya. Selesai ? sepertinya masih ada seri kelanjutannya karena digambarkan suasana modern dengan gedung-gedung bertingkat dan mahkota penakluk raksasa sudah berubah bentuk mengikuti mode dan berada di sebuah museum.

Penulis menemukan beberapa kekurangan yaitu besarnya biji kacang masih terlihat besar di tangan raksasa seharusnya terlihat kecil sekali. Coba bayangkan, tubuh manusia saja bisa digenggam dengan tangannya berarti ukuran tangan raksasa identik dengan tubuh manusia. Tentu saja ukuran biji kacang seharusnya kecil sekali di tangan raksasa. Kemudian, raksasa yang dapat masuk dan mengejar Jack pada lorong-lorong Istana. Seharusnya raksasa tidak bisa masuk karena atap-atap istana terlalu pendek untuk ukuran tinggi dari raksasa.

Spesial efeknya cukup bagus secara keseluruhan namun akting bintang-bintangnya biasa-biasa saja. Peran Nicholas Hoult sebagai Jack tidak sesuai dalam karakternya karena wajahnya terlihat bloon dan kurang mendukung sosok tersebut. Peran Eleanor Tomlinson kurang bagus dan untungnya sedikit terbantu oleh kecantikannya.