Monday, 10 March 2014

300 : Rise of an Empire



300 : Rise of an Empire
-----------------------------


Film ini merupakan seri kedua dari serial berjudul 300 dengan judul Rise of an Empire. Seri pertama sudah pernah dirilis pada tahun 2006 dengan judul Prepare for Glory. Film ini diadaptasi dari serial cerita komik berjudul 300 yang merupakan hasil karya Frank Miller dan dibantu pewarnaannya oleh Lynn Varley pada tahun 1998. Serial komik ini terdiri dari lima seri masing-masing berjudul Honor, Duty, Glory, Combat dan Victory.

Rise of an Empire mencoba menguak latar belakang kejadian sebelum seri pertama terjadi sekaligus pada waktu yang sama serta waktu sesudahnya. Walaupun cerita peperangan dan tokoh yang ditampilkan berbeda namun secara sekilas ditampilkan juga tokoh dalam seri pertamanya misalnya Gerard Butler sebagai raja Leonidas dan Peter Mensah sebagai pengawal raja Darius. Tidak hanya itu saja, masa setelah seri pertama selesai diceritakan pula sebagai adegan pamuncak film ini.

Raja Persia yang bernama Darius melakukan invasi bersama pasukannya yang berjumlah besar ke Yunani. Perlawanan tentara Yunani dipimpin oleh Themistokles (Sullivan Stapleton) seorang biasa yang tak terkenal di daerah Marathon. Namun disaat dan momen yang tepat dia berhasil memanah Raja Darius dan mengenai jantungnya. Xerxes (Rodrigo Santoro) yang merupakan anaknya menyaksikan pemandangan itu dengan matanya sendiri tanpa bisa menolong ayahnya. Dengan penuh dendam membara terhadap Themistokles dan rasa benci terhadap Yunani maka membuatnya menempuh segala cara untuk mewujudkannya.


Xerxes berkoalisi dengan Artemisia (Eva Green) untuk mewujudkan dendamnya. Artemisia mempunyai latar belakang sebagai warga Yunani yang keluarganya dibunuh dan diperkosa oleh tentara sipil Yunani. Pada saat remaja dijadikan sebagai budak dan pelampiasan nafsu para tentara dan pada akhirnya dibuang ditengah jalan. Ditemukan dan dirawat serta dilatih oleh tangan kanan raja Darius sehingga dipercaya menjadi jenderal perang pasukan Persia. Ambisinya untuk berperang menaklukan Yunani membuatnya tega mencabut anak panah yang menancap di jantung raja Darius sehingga menyebabkannya tewas.


Artemisia membunuh semua pejabat di lingkungan kerajaan dan mengundang para ahli sihir untuk membantu Xerxes dan berhasil mengubah Xerxes yang baru dengan tubuh yang tinggi besar. Xerxes sukses menjadi raja Persia dan mendeklarasikan perang terhadap Yunani.
 
Pejabat di Yunani yang menganut paham demokrasi menginginkan pembicaraan negosiasi terhadap Persia namun Themistokles meyakinkan bahwa kekejaman pasukan Persia harus dilawan. Namun sayangnya jumlah pasukan Yunani hanya sedikit dan perlu persatuan dari kerajaan lainnya termasuk Sparta yang memiliki pasukan terlatih. Sayangnya Sparta tidak mau bergabung. Sparta dipimpin oleh raja Leonidas memutuskan untuk melawan sendiri pasukan Persia dengan mengumpulkan 300 orang terpilih yang pandai bertarung. Pada film seri pertama menceritakan peperangan 300 orang ini terhadap pasukan Persia dan berhasil menang. Namun pada seri kedua ini diceritakan sedikit saja dan dikatakan kalah.

Dengan jumlah kapal yang sedikit, Themistokles mengandalkan taktik dan strategi. Hari pertama. strateginya menyerang kapal Persia di bagian tengah yang rapuh sehingga bisa tenggelam. Hari kedua, taktiknya membawa kapal-kapal Persia ke daerah berkabut dan berkarang sehingga pada menabrak batu-batuan. Karena merasa kalah, Artemisia mengundang Themistokles masuk ke dalam kapalnya dan merayu untuk bergabung dalam pasukan Persia namun ditolak. Hari selanjutnya Artemisia melancarkan serangan dengan menggunakan minyak dan bom bunuh diri yang membuat Themistokles nyaris tewas.


Ratu Gorgo dihubungi oleh Themistokles untuk melakukan balas dendam terhadap kematian suaminya yaitu raja Leonidas. Karena dialah harapan satu-satunya yang masih bisa membantu mengingat mempunyai banyak kapal. Namun ratu Gorgo menolaknya.
Mau tak mau Themistokles melakukan perlawanan dengan jumlah kapal yang sedikit di daerah Salamis sebagai perjuangan terakhir. Tak ketinggalan pula pertarungan duel antara Themistokles dengan Artemisia. Di saat yang kritis muncullah bantuan dari ratu Gorgo dengan armada kapalnya. Pada akhirnya Themistokles berhasil membunuh Artemisia walau sebelumnya sudah disuruh menyerah tapi tidak mau.

Seri ketiga sudah pasti akan dibuat mengingat Xerxes masih aman-aman saja melihat dari kejauhan peperangan tersebut dan belum tewas. Sayangnya film ini memiliki durasi yang pendek hanya 100 menit saja seandainya dibuat lebih panjang seperti film legenda lainnya maka penonton akan lebih puas menyaksikannya, mengingat film ini pada awalnya dibuat model narasi yang cepat penyampaiannya. Masih dengan model setengah animasi seperti film sebelumnya dengan mayoritas warna cream kecoklatan dan sedikit kabur, film ini digarap dengan spesial efek hampir di semua adegan.

Film ini terlalu banyak menampilkan visualisasi darah berwarna hitam kemerahan yang berceceran dan muncrat kemana-mana. Bagi yang tidak terbiasa melihat darah mungkin bisa membuat kepala pusing. Dengan efek komputerisasi CGI terlihat semua orang termasuk Themistokles memiliki tubuh atletis dengan dada yang bidang dan perut six pack. Sedikit kelemahan, kadang kala Themistokles terlihat dadanya tidak bidang dan perutnya one pack.
                                              
Penampilan Sullivan Stapleton cukup lumayan namun dalam berpidato di depan orang banyak intonasi suara dan karisma suara terasa kurang menggelora. Untunglah suara musiknya membantu membangkitkan suasana itu. Akting Eva Green cukup bagus dengan tatapan matanya yang memang menunjukkan sifat jahatnya.

Film ini tidak membosankan karena ceritanya berbeda dengan seri pertama. Bila seri pertama peperangan dilakukan di darat maka pada seri kedua ini dilakukan di laut. Mungkin saja pada seri ketiga nanti peperangan akan dilakukan di udara, siapa tahu. Selamat menonton.


4 comments: