Tuesday, 23 December 2014

Exodus: Gods and Kings


Exodus: Gods and Kings
-------------------------------
Film yang bercerita tentang nabi Musa sudah seringkali dibuat filmnya namun kali ini sutradara Ridley Scott membuatnya menjadi lain dengan sudut pandang yang berbeda. Hasilnya adalah sebuah film yang tidak menjiplak dari unsur agama manapun, baik Kristen maupun Islam. Film dengan nuansa Epik yang menceritakan riwayat perjuangan seorang pahlawan dan bersifat kolosal. Untuk itu penulis lebih cenderung menganggapnya sebagai film fiksi pada umumnya.

Cerita tidak dimulai dengan bayi Musa yang dibuang disungai seperti pada umunya melainkan dimulai dengan persahabatan Musa dan Ramses, saudara tirinya yang sudah dewasa. Ramses (Joel Edgerton) adalah penerus ahli waris dari Firaun, Raja Mesir yang sedang berkuasa. Sedangkan Musa (Christian Bale) adalah seorang jenderal perang yang selalu memenangkan pertarungan. Dalam agama Kristen, nama Ramses tidak ada dan tidak dikenal.

Raja Firaun digambarkan tidak sejahat seperti cerita pada umumnya melainkan penuh pengertian dan bahkan akan mewariskan tahta kerajaan kepada Musa karena karakter dan pribadi Musa yang berbeda dengan Ramses anak kandungnya sendiri. Rasa persahabatan dan persaudaraan menjadi berubah ketika akan berperang kepada suku Het. Tukang ramal kerajaan meramalkan bahwa pemimpin kerajaan akan diselamatkan oleh seseorang dan seseorang itu akan menjadi raja. Hal ini yang menyebabkan Ramses galau dan bahkan kepada Musa sempat berkata jangan menyelamatkan dirinya bila terjadi sesuatu.

Mereka beserta pasukan menyerang suku Het dan berhasil memenangkannya. Walaupun demikian Ramses nyaris terbunuh oleh suku Het dan disaat yang tepat berhasil diselamatkan oleh Musa. Ramses yang percaya akan ramalan itu makin membuat dirinya kalap dan nyaris membunuh Musa dalam peperangan tersebut namun tidak jadi. Kebencian Ramses yang menginginkan tahta kerajaan makin memuncak dengan terjadinya ramalan tersebut. Musa meyakinkan bahwa dirinya tidak ingin menjadi raja dan mendukung Ramses menjadi raja.

Raja Firaun mendengar tentang penyelamatan Musa terhadap Ramses dan berterima kasih. Raja Firaun mengutus anaknya pergi ke kota Phitom namun Ramses agak keberatan dan sebaliknya Musa menawarkan diri untuk pergi kesana. Musa menemukan banyak orang Israel dijadikan budak dan disiksa disana. Hati nurani Musa mulai terbuka dengan kejadian tersebut dan merasa tidak nyaman dengan situasi dan kondisi yang dilihatnya. Musa juga bertemu dengan orang-orang yang dituakan dari bangsa Israel dan salah satunya adalah Nun (Ben Kingsley). Nun memberitahukan rahasia diri Musa mengenai asal muasalnya yaitu anak orang Israel yang dibuang ke sungai dan dipelihara oleh Bithia, seorang putri. Bithia juga menjadikan kakak Musa yang bernama Miriam sebagai pembantunya sekaligus pengasuh Musa. Tentu saja Musa tidak percaya begitu saja. Pada saat pikiran galau dan perlakuan yang tidak menyenangkan dari tentara Phitom maka dibunuhlah tentara tersebut.

Musa bertemu dengan gubernur Hegep dan mencurigai bahwa gubernur hegep korupsi dengan memperkaya dirinya sendiri dan hidup laksana raja. Dia berusaha menyuap Musa agar tidak dilaporkan kepada Raja Firaun namun Musa tidak menghiraukannya.

Sekembalinya Musa ke Mesir maka Raja Firaun dalam kondisi sakit dan selang beberapa lama kemudian meninggal dunia. Sayangnya proses meninggal dunia ini tidak ditampilkan secara jelas padahal sebelumnya masih lancar berbicara dengan Musa. Selanjutnya Ramses dinobatkan sebagai Raja Mesir. Namun tiba-tiba gubernur Hegep datang dan melaporkan bahwa Musa adalah orang Israel. Hegep berhasil membayar mata-mata saat datang ke Phitom dan mengetahui pembicaraan antara Nun dan Musa.

Ramses yang terobsesi untuk menyingkirkan Musa seolah-olah mendapatkan peluru amunisi untuk menghabisinya. Dengan mengancam Miriyam, kakaknya yang akan di potong tangannya maka terpaksa Musa mengalah dengan mengaku sebagai orang Israel. Musa akhirnya diusir dari Mesir demi menyelamatkan kakaknya.

Musa berkelana jauh melewati daerah pegunungan dan sampailah di daerah Midian. Musa berkenalan dengan Zipporah (Maria Valverde) setelah membelanya dari para pengganggu saat mengambil air sumur. Selanjutnya terjalinlah asmara dan melakukan perkawinan. Mereka dikaruniai anak bernama Gershom. Musa yang tidak percaya akan Tuhan diberitahu bahwa dilarang naik ke bukit dekat rumah karena merupakan milik Tuhan. Namun saat hujan deras kambing peliharaan lari kearah bukit tersebut dan Musapun mencarinya. Tiba-tiba terjadi longsor dan menimpa Musa. Dalam keadaan sakit dia mendapat penglihatan dari Tuhan yang berwujud anak kecil seusia Gershom anaknya. Musa diingatkan akan tugasnya untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan yang sudah terjadi ratusan tahun di Mesir.

Musa tersadar bahwa dia merupakan orang pilihan Tuhan. Berpamitan kepada istrinya dan anaknya untuk pergi ke Mesir namun tidak disetujui dan terpaksa pergi dengan tekanan batin. Musa masih menyaksikan adanya perbudakan dan melihat Hegep menjadi salah satu menteri yang diangkat oleh Ramses. Musa meminta baik-baik agar membebaskan mereka dari perbudakan namun tidak dihiraukan Ramses bahkan Ramses semakin murka karena melihat Musa masih hidup dan kini muncul kembali.

Musa merekrut dan melatih pengikutnya untuk menjadi tentara dan melakukan perang gerilya terhadap Ramses. Setiap Musa dan tentaranya berhasil melakukan sabotase atau perlawanan maka sebaliknya Ramses melakukan pembalasan dengan menggantung orang-orang Israel. Musa dicari dimana-mana dan secara membabi buta orang-orang Israel dibunuh oleh tentara Mesir. Puncaknya Tuhan marah akan upaya Musa ini dan Musa disuruh diam saja untuk melihat kekuasaan Tuhan.

Musa tidak melakukan mukjijat kepada bangsa Mesir seperti pada cerita umumnya melainkan Tuhan yang memberikan tulah-tulah kepada bangsa Mesir. Musa tidak menggunakan tongkat sebagai senjata melainkan pedang pendek. Tulah pertama yaitu air menjadi darah.. Air menjadi darah karena buaya-buaya memangsa orang-orang yang berada di air sehingga darahnya menyebar dan air sungai dan danau berwarna merah.

Tulah kedua berupa munculnya banyak katak dimana-mana termasuk di istana Raja Ramses. Tulah ketiga yaitu munculnya lalat dimana-mana.. Tulah keempat adalah penyakit sampar pada ternak yang mengakibatkan kematian. Tulah kelima yaitu hujan es. Tulah keenam yaitu muncul banyak belalang. Tulah ketujuh yaitu kematian anak sulung. Padahal cerita pada umumnya ada 10 tulah dan yang tidak ada adalah munculnya banyak nyamuk, barah api dan gelap gulita. Walaupun ada kondisi gelap gulita tapi itu merupakan bagian dari kematian anak sulung.

Ada kalanya Musa tidak setuju terhadap perbuatan Tuhan dan sebaliknya Tuhan juga tidak selalu setuju dengan perbuatan Musa. Musa tidak ingin menyakiti orang-orang yang telah dikenalnya termasuk juga tidak setuju kematian anak-anaknya. Akhirnya Ramses menyetujui Musa untuk segera keluar dari Mesir bersama budak-budak Israel. Namun dibalik itu semua ada rencana jahat dan balas dendam dari Ramses.

Begitu Musa dan pengikutnya sudah keluar dari tanah Mesir maka Ramses beserta pasukannya mengejar untuk membunuh semuanya. Perjalanan Musa terhalang oleh bentangan air laut yang luas. Putus asa dan bingung sempat menderanya bahkan pedangnya pun dibuang ke laut. Namun sebuah meteor jatuh di laut dan menyebabkan air laut menyurut. Musa dan pengikutnya menyeberangi laut yang sedang dangkal sebatas kaki. Ramses dan pasukannya mengejar sampai di tengah. Gelombang Tsunami datang dan menghancurkan pasukan Ramses. Musa dan Ramses yang sedang berhadapan face to face terkena hantaman gelombang juga. Tak disangka keduanya selamat. Musa terdampar di pantai tujuan sedangkan Ramses terdampar di pantai asal.

Selanjutnya Musa sadar bahwa usianya makin bertambah dan suatu saat nanti pasti ada yang memberontak karena jumlah pengikutnya yang banyak. Untuk itu dibuatlah 10 perintah Tuhan di atas pahatan batu sebagai lambang dan aturan bagi pengikutnya. Musapun melanjutkan perjalanannya bersama pengikutnya menuju tanah air mereka.

Seperti layaknya film fiksi petualangan maka film ini juga menyuguhkan pemandangan yang tidak indah tetapi mempesona. Mengapa tidak indah ? Karena pemandangannya adalah bukit-bukit berbatu dan tanah tandus. Mempesona karena menyuguhkan pemandangan alami dengan pegunungan dan laut yang berdampingan, patung-patung kerajaan dan lansekap kota Mesir.

Unsur spesial efek cukup bagus dan menarik ditambah dengan sistim 3 Dimensi mampu menghadirkan tontonan yang menarik. Kehadiran tulah-tulah ditampilkan secara logis dengan anggapan bahwa aking banyaknya manusia yang digigit buaya maka warnanya menjadi merah. Lalu karena terusik lingkungannya maka muncul katak dengan jumlah yang banyak. Katak tidak mendapat makanan maka mati dan selanjutnya dikerubuti lalat yang banyak. Akibatnya lalat-lalat membawa bibit penyakit sehingga ternak-ternak menderita penyakit sampar.

Christian Bale bermain dengan bagus dan dapat menampilkan keceriaan di wajahnya, ketegangan dengan gerak-gerik tubuhnya dan kegalauan dalam sinar matanya. Joel Edgerton juga bermain dengan bagus sebagai seorang pengecut dan jahat disisi lainnya. Yang menarik perhatian adalah akting bocah kecil Isaac Andrews yang memerankan penjelmaan Tuhan. Dia mampu berdialog dengan baik seperti layaknya orang dewasa penuh hikmat dan kebijaksanaan.


Penulis merekomendasikan film dengan durasi dua setengah jam ini sebagai tontonan akhir tahun terlepas dari ceritanya yang berbeda seperti cerita pada umumnya.

No comments:

Post a Comment