Monday, 29 February 2016

The Revenant




The Revenant
------------------
The Revenant merupakan adaptasi dari sepenggal kisah dalam novel berjudul The Revenant: A Novel of Revenge karya Michael Punke yang dirilis pada tahun 2002. Selanjutnya pada tahun 2015 dilakukan rilis ulang tanpa melibatkan penulisnya karena telah menjadi ambasador dari World Trade Organization yang melarangnya.

Kisah dalam film ini terjadi pada tahun 1820an di musim dingin dan dimulai ketika Hugh Glass (Leonardo de Caprio) bersama dengan beberapa orang sedang berburu rusa. Glass merupakan penunjuk arah atau pencari jejak yang bergabung dengan pasukan tentara yang dipimpin kapten Andrew Henry. Glass didampingi anaknya yang sudah remaja yaitu Hawk (Forest Goodluck). Hawk mempunyai ibu seorang Indian yang telah tiada.

Tiba-tiba pasukan diserang oleh suku Indian Arikara yang mencari putrinya yang diculik oleh orang kulit putih. Mereka mengira pasukan kapten Henry telah menculik putrinya. Peperangan pun terjadi dan korban tewas menimpa kedua belah pihak. Kapten Henry dan beberapa orang berhasil selamat dengan naik kapal kecil menyusuri sungai.

Untuk menyiasati suku Arikara maka kapal terpaksa ditinggalkan dan bulu-bulu disimpan disuatu tempat karena cuaca bersalju yang tidak memungkinkan membawa barang-barang berat dan banyak. Suatu saat Glass seorang diri diserang oleh beruang besar. Beruang berhasil dikalahkan namun dirinya mengalami luka parah di sekujur tubuhnya.

Fitzgerald (Tom Hardy) yang kurang begitu suka terhadap Glass dan Hawk selalu mengintimidasi mereka sejak awal. Dia menganggap dengan menggotong Glass maka merupakan beban bagi perjalanan mereka dan menyarankan untuk meninggalkannya atau membunuhnya. Kapten Henry memutuskan untuk meninggalkan Glass namun harus ada yang menemani. Hawk dan Jim (Will Poulter) bersedia menemani serta Fitzgerald yang dibayar besar.

Suku Arikara terus mengejar dan mengikuti jejak mereka. Mereka bertemu dengan pasukan tentara Perancis dan melakukan barter kuda dengan bulu karena mereka membutuhkan kuda untuk mengejar pasukan kapten Henry.

Suatu saat Fitzgerald sedang berdua dengan Glass dan ingin membunuhnya tetapi Hawk datang mencegahnya. Tak disangka Hawkpun dibunuh olehnya. Hal ini membuat Glass frustasi dan marah besar. Namun apa daya untuk bicarapun dia tidak bisa, bergerak apalagi. Tubuh Glass setengah dikubur dan Fitzgerald membohongi Jim bahwa suku Arikara telah datang. Mereka harus pergi secepatnya dan Jim sempat meninggalkan sebuah cangkir pada kubur Glass.

Kapten Henry dan pasukannya sudah tiba di markas tentara. Demikian juga akhirnya Fitzgerald dan Jim menyusul disana. Imbalan uang yang besar diperolehnya dan mengarang cerita bila Glass tewas dan dimakamkan dengan baik sesuai janjinya. Rupanya dia tertarik dengan brankas uang milik atasannya.

Glass mampu bergerak sedikit demi sedikit, ngesot dan perlahan namun pasti akhirnya dapat berjalan. Hidup seorang diri dengan luka-luka di saat musim salju sangat berat apalagi dikejar-kejar oleh suku Arikara. Dia harus bertahan hidup terhadap alam dan manusia. Untunglah dia bertemu dengan seorang suku Indian lainnya yang dapat menolongnya. Mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan cuaca yg sulit.

Pada pagi hari orang Indian tersebut sudah tewas dibunuh oleh pasukan tentara Perancis. Glass mengendap-endap ke tempat pasukan tersebut. Secara kebetulan pemimpin mereka akan memperkosa seorang wanita Indian. Glass menolongnya dan membebaskannya. Wanita tersebut ternyata adalah Powaqa, putri Indian yang sedang dicari-cari oleh suku Arikara. Glass melanjutkan perjalanannya untuk menuntut balas atas kematian anaknya dengan segala keterbatasan dan cuaca yang tidak mendukung.

Markas tentara kapten Henry kedatangan orang Perancis yang pasukannya pernah diobrak-abrik Glass. Dia membawa serta cangkir yang ditinggalkan oleh Glass yang pernah diberikan oleh Jim. Jim mengenali cangkir tersebut yang berarti Glass masih hidup. Kapten Henry dan pasukannya mencari Glass dan akhirnya menemukannya.

Kapten Henry mencari Fitzgerald karena merasa ditipu namun dia telah pergi sambil mengambil uang di brankas. Glass bersama kapten Henry memutuskan untuk ikut mencarinya. Sayangnya karena kelicikan dari Fitzgerald maka kapten Henry tewas. Akhirnya Glass pun berhadapan dengan Fitzgerald face to face. Keputusan untuk membunuh atau mengampuni bagaikan sebuah timbangan yang naik turun. Glass memutuskan untuk tidak membunuhnya, namun siapa sangka dia malah dibunuh oleh suku Arikara. Glass tidak dibunuh oleh suku Arikara karena telah menyelamatkan putrinya.

Kisah dalam film ini memang tidak lengkap sehingga kita tidak tahu latar belakang dari sang tokoh Glass. Tidak dijelaskan mengapa Glass bisa menikah dengan suku Indian dan mempunyai anak. Tidak dijelaskan juga siapa yang membunuh istrinya, mengapa dia bisa bergabung dengan pasukan kapten Henry dsb. Hal yang sama juga terjadi pada saat Glass diserang beruang. Seolah-olah Glass tidak melakukan perlawanan dan hanya terakhir saja melakukan perlawanan. Padahal Glass seorang yang terlatih baik tenaga, insting maupun pikiran. Demikian juga saat luka-luka parah sekali kok demikian gampang dan cepatnya sembuh.


Pemandangan alam yang indah dengan suasana musim salju terasa begitu menarik dan menyenangkan. Hal yang menjadi nilai tambah dalam film ini. permainan Leonardo de Caprio memang patut diacungi jempol. Dari penampilannya , gesture tubuh dan mimik wajah mampu memerankan tokoh ini dengan sempurna. Akting yang baik dapat diperankan sesuai karakternya.

Tuesday, 16 February 2016

The Finest Hours


The Finest Hours
-----------------
The Finest Hours berdasarkan kisah nyata yang pernah terjadi pada bulan February 1952 di Cape Cod, Massachusetts, Amerika. Film ini dibintangi oleh Cris Pine sebagai Bernie Webber dan Cassey Affleck sebagai Ray Siebert serta Holliday Grainger sebagai Miriam. Sutradara kelahiran Australia Craig Gillespie didapuk untuk menangani film ini.

Kisah dimulai dengan pertemuan Bernie dan Miriam untuk pertama kalinya setelah melakukan blind date hanya melalui percakapan telepon. Bernie adalah seorang yang sedikit pemalu dan sedikit pendiam sebaliknya Miriam adalah seorang yang berani dan tegas. Beberapa saat kemudian Miriam menanyakan apakah Bernie akan menikahinya atau tidak ? Bernie sempat menjawab “No” namun kemudian meralatnya dengan “Yes”. Bernie berkata demikian karena kuatir pekerjaannya adalah penjaga pantai yang bertaruh dengan nyawa sehingga takut membuat sedih Miriam.

Pada suatu hari badai salju menerjang daerah tersebut demikian juga terjadi angin badai dan ombak di lautan. Sebuah kapal tanker yang memuat minyak bernama SS Fort Mercer mengalami musibah dan kapal terbelah menjadi dua. Semua tim penyelamat dari berbagai daerah dikerahkan untuk menemukan kapal tersebut termasuk tim dari Cluff (Eric Bana) atasan Bernie. Kebetulan sensor GPS di kantor lagi rusak dan sedang diperbaiki.

Bernie ingin meminta ijin pada Cluff untuk menikah dengan Miriam namun belum sempat terucapkan. Sensor GPS selesai diperbaiki dan muncul tanda sinyal di dekat pantai mereka. Padahal sinyal kapal SS Fort Mercer bukan berada di daerah tersebut sehingga membuat bingung. Di saat yang bersamaan seseorang mendengar bunyi peluit kapal di dekat pantai dan melaporkannya pada penjaga pantai. Akhirnya dipastikan bahwa ada kapal lain yang terkena musibah juga dan terbelah juga menjadi dua. Kapal tanker tersebut adalah SS Pendleton.

Cluff menunjuk Bernie untuk menyelamatkan kapal SS Pendleton menggunakan CG36500 yaitu sebuah kapal boat kecil. Bernie dibantu oleh Livesley, Fitzgerald dan Ervin Maske melawan ombak yang tinggi, badai angin dan salju dingin. Terlebih lagi harus melewati gugusan batu karang di kegelapan malam.

Bernie dan kawan-kawan akhirnya menemukan kapal SS Pendleton yang berada di batu karang dan berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal. Walaupun kapasitas kapal boat kecil yaitu 12 orang namun Bernie memutuskan untuk menampung semua orang yang berjumlah kurang lebih 30 orang.

Pada waktu pulang mengalami kendala karena tidak mempunyai GPS dan listrik plus lampu di daratan mati. Untuk itu warga di daratan mengarahkan sorot lampu mobil di pinggir pantai sebagai petunjuk daratan. Bernie dan kawan-kawan berhasil selamat kembali di daratan.

Kelemahan dari film ini adalah tidak menjelaskan latar belakang sejarah dari sosok Bernie. Mengapa dia di musuhi oleh teman kerjanya sendiri namun disanjung oleh wanita lain. Ada kejadian apa sebenarnya tidak dijelaskan. Yang jelas sosok Bernie sepertinya kurang percaya diri, agak tertutup dan sedikit pendiam serta agak takut.


Unsur romantismenya dan dramanya kurang digali lebih dalam sehingga masih dibawah film Titanic. Untuk special efek ombak dan segala kejadian di laut cukup bagus digarap. Pada bagian akhir film diperlihatkan foto-foto hitam putih asli dari Bernie, Mirriam dan kawan-kawan.

Tuesday, 9 February 2016

Review bioskop Cinemaxx WTC


Bioskop Cinemaxx adalah bioskop terbaru yang dimiliki oleh group Lippo. Seperti kita ketahui perbioskopan di Indonesia sudah lebih dulu ada yaitu group XXI yang memiliki 823 layar dan tersebar di 35 kota. Selanjutnya group CGV Blitz yang sebelumnya bernama Blitz Megaplex memiliki 133 layar di 7 kota. Cinemaxx sendiri memiliki 76 layar pada 11 kota. Review ini ditulis berdasarkan saat menonton di Cinemaxx WTC jalan raya Serpong tepatnya di Mall WTC Matahari lantai 3.

Sebenarnya bioskop ini merupakan bioskop bekas group XXI yang sudah habis masa kontraknya. Lalu group Lippo membongkar dan merenovasinya menjadi seperti sekarang ini. Cukup lama proses pembangunannya mungkin hampir satu tahun pengerjaannya.

Pada saat di pintu gerbang tidak begitu tampak bioskop ini namun begitu belok kiri maka akan terlihat lobby yang luas. Hamparan karpet yang tebal dan empuk dengan motif lingkaran warna cream, coklat muda dan coklat tua serta warna dasarnya abu-abu. Terasa mewah dan elegan.

Cinemaxx menerbitkan kartu member yang bisa didapat secara gratis yang berfungsi untuk mengumpulkan poin. Setiap kita membayar tiket atau makanan 1000 rupiah akan mendapat 1 poin. Bila sudah terkumpul banyak bisa ditukar atau redeem, lumayan kan ?

Ada empat buah studio yang dilengkapi dengan system suara Dolby 7.1 Surround. Layar visual sudah menggunakan sistim digital sehingga terlihat terang. Harga tiket untuk hari Senin-kamis yaitu Rp.25.000,- dan hari Jumat adalah Rp.30.000,- serta hari Sabtu-Minggu yaitu Rp.35.000,-

Didalam bioskop deretan kursi diatur kotak empat persegi panjang, lurus seperti bioskop pada umumnya. Jarak kursi dengan kursi depannya agak tinggi sehingga penonton tidak terhalang oleh kepala orang didepannya dan dapat melihat leluasa. Kursi berwarna merah dan agak formal desainnya seperti kursi kantor karena punggung tegak lurus. Busanya terasa empuk. Sandaran agak pendek sehingga kepala orang dapat dilihat dari belakang. Lebar kursi agak kecil dan tidak bisa dibuat santai.

Jam main yang tertera pada jadwal adalah jam dibukanya pintu bioskop. Ada extra film yang diputar lebih dulu kurang lebih 10 menit sehingga film utama diputar setelah itu. Hal ini berbeda dengan bioskop lainnya yaitu jam main adalah jam main film utamanya sehingga pintu dibuka 10 menit sebelumnya untuk memutar extra film.




Friday, 5 February 2016

The 5th Wave


The 5th Wave
---------------

Film ini diadaptasi dari novel berjudul The 5th Wave karya Rick Yancey yang dirilis pada tahun 2013. Novel ini merupakan seri pertama dari serial trilogi yang terdiri dari 3 buku. Buku kedua berjudul The Infinite Sea yang diterbitkan pada tahun 2014. Sedangkan buku ketiga rencananya akan diterbitkan pada tahun 2016 ini dan berjudul The Last Star.

Film ini bercerita mengenai aliens dan manusia. Aliens menjajah bumi dengan teror-terornya yang dibagi dalam lima gelombang. Gelombang pertama adalah Aliens melakukan pemadaman listrik. Gelombang kedua yaitu Aliens membuat gempa bumi dan banjir Tsunami. Gelombang ketiga adalah Aliens menyebarkan virus flu burung. Gelombang keempat yaitu Aliens masuk ke dalam tubuh manusia dan mengendalikannya. Geombang kelima masih menjadi misteri.

Pada adegan awal film ini menunjukkan Cassie (Chloƫ Grace Moretz) yang sedang berada di sebuah toko kosong dan berhadapan dengan seorang pria yang terluka. Pria tersebut meminta pertolongan. Mereka berhadap-hadapan dan saling menodongkan senjata. Cassie berpikir keras antara menembak atau tidak karena dibenaknya tertanam gambaran jangan percaya kepada siapapun karena bisa saja pria itu penjelmaan Aliens. Sayangnya Cassie yang sekarang bukanlah Cassie yang dulu yang manis dan lembut. Akhirnya pria tersebut ditembak hanya karena melihat kilauan dari kalung salib yang digenggam yang dikira pistol oleh Cassie.

Premise awal ini cukup menjanjikan akan bagusnya film ini. Namun sayangnya banyak hal yang tidak konsisten sehingga mengurangi harapan yang sudah dibentuk tersebut. Kisahnya menjadi klise mengenai Aliens yang mencintai manusia. Bagaimana mudahnya Evan (Alex Roe) jatuh cinta hanya dengan melihat Cassie ? Padahal tugasnya untuk membunuh bahkan jari sudah akan menekan tombol senjata. Ditambah lagi keluarga Evan dibumi meninggal semua akibat virus flu burung Aliens. Mengapa dia tidak menyelamatkan keluarganya ?

Gelombang keempat adalah Aliens menyusup kedalam tubuh manusia. Namun hal tersebut tidak nampak dalam film ini. Apakah Aliens masuk melalui mulut atau gigitan atau hal lain tidak dijelaskan. Sosok Aliens sendiri tidak diperlihatkan seperti apa. Justru yang tampak adalah binatang yang menyerupai gurita dan berada di otak manusia. Itupun sebenarnya palsu. Gelombang keempat juga tidak konsisten. Padahal Evan yang merupakan jelmaan Aliens sudah dikirim sejak lama di bumi seharusnya menjadi gelombang pertama.

Gelombang kelima adalah anak-anak yang dilatih menjadi tentara untuk membunuh manusia. Anak-anak ditipu dengan menggunakan kapsul yang ditanam dileher belakang. Bila mereka melihat manusia maka akan ada binatang Aliens di dalam kepala manusia. Anak-anak mengira manusia itu sudah dimasuki Aliens dan harus dibunuh. Padahal yang menjadi Aliens adalah Jenderal Vosch dan anak buahnya yang merekrut mereka.

Chloƫ Grace Moretz bermain cukup bagus wajahnya mampu mengekspresikan kegembiraan, kesedihan, ketakutan dan keberanian. Alex Roe bermain biasa saja dan terbantu dengan wajahnya yang tampan. Nick Robinson yang berperan sebagai Zombie berperan biasa juga.


Diakhir cerita Cassie dibantu oleh Zombie dan Evan menyelamatkan adiknya, Sam di kamp militer pimpinan Jenderal Vosch. Kamp militer dihancurkan dan diledakkan oleh Evan. Namun tidak ketahuan Evan masih hidup atau sudah mati. Vosch dan anak-anak yang dilatih sudah pergi dengan pesawat menuju tempat lain. Teka-teki masih berlanjut karena film ini berseri.