Monday, 2 March 2015

Outpost 37



Outpost 37
--------------

Film ini menceritakan sebuah kisah perang manusia melawan Aliens. Pada tahun 2021 manusia berhasil mengalahkan Aliens dan pesawat induk Aliens melarikan diri dari bumi meninggalkan beberapa Aliens yang masih tertinggal. Aliens bentuknya tinggi besar dengan senjata lasernya dan mirip yang ada dalam film predator. Aliens disini disebut dengan panggilan Heavy. Untuk melawan Heavy maka PBB sudah dibubarkan dan diganti dengan USDF yang membangun pos-pos pertahanan militer yang diberi nama outpost 1 sampai dengan outpost 37.

Tahun 2031 hanya tersisa outpost 37 sebagai kamp militer terakhir yang berada di daerah pakistan. Kamp dipimpin oleh Spears (Rick Ravanello). Kamp kedatangan beberapa orang tentara baru dan dua orang kamerawan yang meliput kehidupan sehari-hari mereka. Cerita pun diselingi oleh wawancara seseorang dengan para tentara satu per satu di suatu tempat. Sayangnya siapa yang melakukan wawancara tidak dijelaskan. Kapan dan dimana wawancara dilakukan tidak dijelaskan.

Para tentara yakin bahwa masih ada heavy yang tertinggal di bumi dan melakukan pembantaian terhadap manusia walaupun manusia lainnya sudah melupakan serangan Aliens yang pernah terjadi sebelumnya. peperangan tidak hanya terjadi terhadap heavy tetapi juga mendapat perlawanan dari para pemberontak lokal. Hal ini makin memperberat tugas mereka. Untunglah mereka dibantu oleh Saleem, seorang penduduk lokal yang menjadi penterjemah.

Saleem melaporkan bahwa ada fenomena aneh yaitu ternak kambing milik penduduk lokal banyak yang  mati dengan cara hancur tercincang. Tiba-tiba muncul seorang pemuda dengan membawa bom bunuh diri. Juga terjadi tembak menembak dengan heavy yang mengakibatkan hilangnya North. Berdasarkan kamera yang ada ternyata North dibawa oleh heavy. Di malam hari Saleem nyaris terbunuh oleh heavy yang mengejarnya. Untunglah ada drone yang mengintai dan melakukan pengeboman terhadap heavy. Sayangnya drone tersebut tidak ditampilkan atau ditunjukkan wujudnya.

Saleem mencari informasi tentang keberadaan North dan sekembalinya ke kamp menunjukkan hal yang aneh. Tiba-tiba dia menembak Frankie. Terpaksa teman-temannya menembak Saleem yang di kepalanya tertulis “kill me” dengan guratan dari pisau. Tentara melakukan penyisiran di desa tempat Saleem tinggal. Tak disangka ditemukan North yang luka parah dan dalam keadaan koma. North hanya bisa mengedipkan matanya yang tertutup dengan memberikan kode-kode longitute dan latitute, yaitu posisi koordinat suatu tempat. Rupa-rupanya di belakang lehernya terdapat bekas luka yang sama dengan Saleem. Luka tersebut dibuka dan ternyata ada semacam alat yang ditanam oleh heavy. Alat tersebut digunakan untuk mengontrol manusia.

Spears dan pasukannya menyelidiki posisi koordinat tersebut dan membawanya ke suatu tempat berbentuk suatu menara. Disana ternyata mereka bertemu dengan penduduk lokal dan heavy serta terjadi tembak-menembak. Di menara tersebutlah orang-orang yang pernah hilang dipasangi alat untuk menjadi sekutu heavy. Tentara berhasil meledakkan menara tersebut dan orang-orang menjadi normal kembali. Sayangnya tiba-tiba muncul benda-benda dari langit dan setelah dilihat ternyata ini adalah serangan kedua dari Aliens. Jadi siap-siap dibuatkan seri keduanya.

Skenario dan cerita film ini terasa datar dan lemah yang dibuat oleh Jabbar Raisani yang sekaligus merangkap sebagai sutradara. Maunya dianggap sebagai film semi dokumenter tapi terlihat tidak mendalam dan mendetil. Akar permasalahan dan solusinya juga tidak begitu jelas. Kalau memang heavy yang melakukan operasi dan mengubah orang menjadi dalam kontrolnya. Mengapa tidak diperlihatkan caranya atau laboratoriumnya dll.

Kedahsyatan senjata Aliens dalam perang sebelumnya yang menghancurkan gedung-gedung bertingkat tidak terlihat dalam peperangan ini. Senjata laser yang digunakan tidak sehebat yang seharusnya. Peperangan yang terjadi juga tidak seramai film-film lainnya. Apakah karena bukan produksi Hollywood melainkan produksi dari Afrika Selatan ?

No comments:

Post a Comment