Monday, 30 March 2015

The Gunman



The Gunmen
-----------------
 
Film ini diadaptasi dari sebuah novel Perancis berjudul La Position du Tireur Couché atau dalam bahasa Indonesia adalah posisi tidur seorang penembak. Ketika diterjemahkan dalam bahasa Inggris novel tersebut berjudul The Prone Gunmen alias penembak tiarap. Novel tersebut dibuat oleh Jean-Patrick Manchette pada tahun 1981 atau 34 tahun yang lalu. Selanjutnya sutradara Pierre Morel menggawanginya dalam film ini.

Terrier (Sean Penn) bekerja sebagai tentara outsourcing yang ditugaskan di Republik Kongo dengan pimpinannya bernama Cox (Mark Rylance). Kondisi Republik Kongo dalam keadaan kacau karena mengalami pemberontakan dan banyaknya praktek korupsi. Terrier bertugas untuk melindungi para pekerja kemanusiaan yang bertugas disana termasuk salah satunya Annie (Jasmine Trinca) seorang dokter yang sekaligus sebagai kekasihnya. Mereka dibantu oleh Felix (Javier Bardem) yang merupakan seorang LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).

Rupa-rupanya Cox, Terrier, Felix dan dua orang temannya mempunyai tugas sampingan yaitu membunuh menteri pertambangan. Setelah membunuh mereka melarikan diri masing-masing ke luar negeri. Cox diangkat menjadi seorang direktur di perusahaan outsourcing militer itu. Terrier berpindah ke London dan Felix pindah ke Barcelona. Annie yang ditinggalkan oleh Terrier tanpa pamit akhirnya melabuhkan hatinya kepada Felix dan menjadi istrinya.

Delapan tahun kemudian Terrier kembali ke Republik Kongo menjadi seorang pekerja kemanusiaan dan berharap dapat menemui Annie. Sayangnya Terrier diincar untuk dibunuh oleh orang-orang bayaran. Insting Terrier bekerja lagi bahwa ada yang sengaja ingin membunuhnya karena menemukan dua buah tabung untuk pengambilan darah yang biasanya dipakai sebagai bukti bahwa orang yang dicari sudah berhasil dibunuh.

Terrier datang menemui Cox dan menceritakan apa yg telah terjadi. Penyelidikan mengarah ke Felix karena dialah yang menjadi calo atau penghubung kepada orang yang menyewa mereka. Felix yang sedang jelek hubungannya dengan Annie ditambah kedatangan Terrier yang dianggap ingin merebut kembali Annie menjadikannya stress. Felix mengkhianati dengan menghubungi orang yang mencari Terrier dan memberitahu posisinya. Terrier sadar namun terlambat, penembak bayaran sudah mengepung mereka. Felix tewas, Terrier dan Annie berhasil meloloskan diri.

Mereka datang menemui sahabat Terrier yang bernama Stanley. Stanley curiga yang menjadi biang kerok adalah Cox mengingat pembunuh bayaran kebanyakan adalah orang Spanyol dan Cox banyak mempekerjakan orang Spanyol. Terrier menitipkan Annie disana dan pergi menemui Cox.

Terrier bertemu dengan Cox dan ingin meminta penjelasannya. Banyak anak buah Cox yang dikerahkan di tempat tersebut sehingga membuat Terrier makin curiga. Rupa-rupanya Interpol menyelidiki keterlibatan perusahaan Cox atas pembunuhan menteri pertambangan Republik Kongo juga penjualan senjata ilegal kepada kaum pemberontak. Cox ingin membungkam misi lama itu dengan membunuh semua orang yang terlibat kecuali satu yang masih hidup yaitu Terrier. Cox berhasil ditolong anak buahnya dan Terrier melarikan diri namun buku catatannya terjatuh. Dia yang sedang kambuh penyakit Alzheimernya pingsan di tempat sampah sebelum sempat mengirim pesan ke Stanley untuk pergi karena alamatnya ada di buku itu.

Terrier bangun dan mendapati bahwa Cox sudah berhasil menangkap Stanley dan Annie. Stanleypun dibunuh dan Annie menjadi sanderanya yang menginginkan barter dengan video keterlibatan Cox yang direkam secara tak sengaja oleh Terrier melalui handphone. Barter dilakukan di arena pertarungan banteng dan Matador. Akhirnya Terrier berhasil menyelamatkan Annie dan Cox tewas ditabrak oleh banteng. Interpol yang sudah dihubungi oleh Terrier sebelumnya dan membuat pengakuan akhirnya menangkap pimpinan perusahaan outsourcing militer tersebut. Terrier akhirnya dibebaskan juga dan bersama dengan Annie bekerja sebagai pekerja kemanusiaan.

Sean Penn yang berumur 55 tahun sudah terlihat tua dalam film ini namun badanya masih terlihat kekar. Ada kemungkinan dibuat secara komputerisasi sehingga terkesan lebih bagus badannya. Aktingnya sendiri cukup lumayan walaupun terlalu tua untuk adegan perkelahian dan pertarungan. Seharusnya sang sutradara mengambil aktor yang lebih muda lagi mengingat Jasmine Trinca sebagai pasangannya jauh lebih muda. Jasmine Trinca bermain lumayan juga namun karena perannya sedikit jadi tidak banyak yang bisa dieksplore.

Sayangnya ide cerita mengenai pengkhianatan oleh atasannya sendiri sudah sering muncul sehingga terasa biasa saja alurnya dan bisa ditebak.

No comments:

Post a Comment