Wu Dang
-------------
Dalam dunia persilatan China, nama Wu Dang atau umumnya ditulis dengan Wu Tang sudah tidak asing lagi di telinga setiap orang yang merupakan perguruan silat terpopuler kedua setelah Shaolin. Kalau mengenai Shaolin sudah sering dibuat filmnya maka sekarang giliran Wu Dang yang mengisi dunia perfilman. Sutradara Patrick Leung ingin berbicara sekaligus mengenalkan nama Wu Dang di seantero dunia serta berusaha mengajak melihat pemandangan gunung Wudang yang begitu indah yang sempat dinobatkan oleh Unesco PBB sebagai warisan dunia pada tahun 1994. Berhasilkah sang sutradara ?
Film ini bercerita tentang seorang ayah bernama Tang Yunlong (Zhao Wenzhuo) dan anak gadisnya yang bernama Tang Lin (Xu Jiao) yang berasal dari Amerika. Yunlong adalah seorang profesor yang meneliti tentang benda-benda purbakala dan pusaka dari Wu Dang. Sedangkan Lin memiliki ilmu bela diri yang lumayan karena selalu dilatih sejak kecil oleh ayahnya. Kedatangan mereka berdua di perguruan Wu Dang yang terletak di gunung Wudang adalah untuk mengikuti kejuaraan silat yang diadakan setiap 500 tahun sekali.
Namun demikian ada maksud tersembunyi dari Yunlong yaitu mencari dan mencuri benda-benda pusaka. Tujuan sebenarnya bukan untuk memperkaya diri sendiri melainkan untuk menyembuhkan penyakit Lin yang tidak ada obatnya. Bahkan ibunya dan neneknya juga meninggal karena penyakit yang sama. Tak disangka-sangka Yunlong bertemu dengan seorang wanita yang bernama Tian Xin (Mini Yang) yang sama-sama mencari benda pusaka. Perbedaannya adalah Tian Xin mencari pedang milik nenek moyangnya yang tersimpan di Wu Dang.
Setelah benda-benda purbakala ditemukan maka muncullah seorang pengkhianat yang mengambilnya dan memanfaatkannya untuk menjadikan dirinya sebagai dewa, dia tak lain adalah wakil ketua perguruan Wu Dang. Pertarungan dan perkelahian terjadi di akhir film dengan hasil yang happy ending.
Kelemahan dari film ini adalah pada saat pertarungan akhir antara wakil ketua dan Yunlong serta Tian Xin juga seorang murid Wu Dang, ternyata sang ketua besar sendiri tidak ikut berkelahi dan tidak ditampilkan apa dan kemananya beliau ini. Padahal sang ketua ada disana. Semua lakon sudah babak belur namun sang ketua tidak nampak membantu atau melawan. Ilmu sang ketua sangat tinggi namun tidak dimunculkan perkelahian atau pertarungannya. Tiba-tiba diakhir pertarungan diperlihatkan lagi sang ketua. Lho, selama hal tersebut terjadi kemana aja, apa sembunyi dibawah meja.
Secara keseluruhan tidak ada yang menonjol dalam laga pertarungan dan perkelahiannya. Teknik dan cara berkelahinya juga sudah banyak muncul di film-film lainnya. Tidak ada perkelahian yang spektakuler dan wah. Semuanya biasa saja. Sayangnya sutradara tidak berhasil mengeksplor ilmu silat Wu Dang itu sendiri yang hanya tampil di sesi pembuka saja sebagai latihan dari murid-murid. Setidaknya dia berhasil menampilkan pemandangan alam yang cukup bagus dan menawan dengan nuansa pegunungan.Yang cukup menarik adalah pertarungan yang diiringi dengan musik klasik dan dilakukan sepasang antara Yunlong dan Tian Xin.
No comments:
Post a Comment