Wednesday, 8 August 2012

Carnage


Carnage
-------------

Film ini diadaptasi dari sebuah drama pertunjukan berjudul Le Dieu Du Carnage hasil karya Yasmina Reza yang berasal dari Perancis. Di sini dia juga bertindak sebagai penulis skenario dibantu oleh seorang penerjemah yaitu Michael Katims. Dengan campur tangan kepiawaian Roman Polanski sebagai sang sutradara maka jadilah sebuah drama dengan intensitas naik dan turun bagaikan menunggang roler coaster. Kalau anda mengira film ini adalah sebuah film komedi yang lucu seperti film The Three Stooges maka anda salah besar. Kecuali anda ingin menertawakan diri sendiri sebagai bentuk representasi para tokoh yang mewakili watak dan sikap anda sehari-hari.

Cerita dibuka dengan adanya pertengkaran antara dua orang anak yang bernama Zachary dan Ethan dimana Zachary akhirnya memukul Ethan dengan sebuah tongkat sehingga dua buah giginya tanggal. Tidak jelas sebab musababnya dan memang tidak perlu dijelaskan karena point pentingnya bukan pada si anak melainkan pada orang tuanya. Dan memang penampilan kedua anak tersebut hanya ada di pembukaan film dan di akhir film saja. Tidak banyak yang terekpos tentang keduanya.

Alan yang diperankan oleh Christoph Waltz dan Nancy yang diperankan oleh Kate Winslet adalah orang tua dari Zachary yang berkarakter kelas atas dan modern. Sedangkan Michael yang diperankan oleh John C Reilly dan Penelope yang diperankan oleh Jodie Foster adalah orangtua dari Ethan yang berkarakter kelas menengah dan klasik. Pada awalnya mereka berempat berbincang santai mengenai kasus anak-anaknya dan akan menyelesaikannya namun lama kelamaan berkembang menjadi sindir-menyindir dan akhirnya bertengkar dengan kata-kata. Kekacauan dan perang kata-kata timbul disana-sini tak terkecuali membela pasangannya masing-masing dan menguak keburukan pasangannya sendiri. Untunglah hanya sekedar pertengkaran kata-kata dan tidak sampai ke perkelahian fisik. Namun demikian sampai selesainya film ini tidak ada solusi dari para orangtua.

Jodie Foster bermain baik sekali dalam memerankan tokoh tersebut. Ekspresi wajah dan sorot mata serta mimik saat menangis sangat bagus sekali. Dalam hal meluapkan kemarahannya juga tampak meyakinkan seolah-olah sedang berada dalam kondisi katastropik. Termasuk dalam berargumentasi dengan kalimat-kalimat yang panjang sepertinya terjadi secara spontan bukan sebagai bentuk hapalan.

John C Reilly juga bermain bagus sebagai seorang yang ingin mendamaikan. Sosok wajahnya pas sekali dengan karakter seorang ayah dari kelas sosial yang biasa saja serta pekerjaannya adalah berjualan alat-alat rumah tangga.

Kate Winslet tak kalah bagusnya dalam berperan menjadi seorang broker dengan tampilan pakaian yang modis dan dandanan yang menunjukkan kelasnya. Sikap dan penampilannya palsu untuk menunjukkan status sosialnya.

Christoph Waltz juga bermain bagus sebagai seorang pengacara yang banyak berhubungan dengan kliennya melalui handphone. Tiada hari tanpa handphone. Bahkan saat makanpun dibarengi dengan ngobrol di handphone. Begitu handphonenya rusak maka langsung down kondisinya.

Latarbelakang peristiwa ini terjadi disebuah apartement saja misalnya ruang tamu, lorong lift, kamar mandi. Sedangkan pemainnya hanya ada empat orang saja. Sehingga bisa membuat anda bosan dan menganggap film ini jelek. Tetapi bila anda memperhatikan aktor dan aktrisnya yang merupakan kelas oscar maka kualitasnya tak perlu diragukan lagi.

Pesan yang ingin disampaikan adalah walaupun sudah menjadi orangtua namun suatu saat bila sedang bertengkar maka akan terlihat sifat kekanak-kanakannya. Dan satu lagi, yang namanya anak-anak bila bertengkar hari ini maka esok harinya akan berteman lagi. Hal tersebut ditampilkan pada akhir film.

No comments:

Post a Comment